Ngarit Award di Majalengka 

Emak-Emak Berlaga di Catwalk Domba: 'Ngarit Award' Jadi StrategiJualan Hewan Qurban di Majalengka 

Emak-Emak Berlaga di Catwalk Domba: 'Ngarit Award' Jadi Strategi Unik Jualan Hewan Qurban di Majalengka 

TribunCirebon.com/ Adim Mubaroq
Ngarit Award di Kampung Kaputren di Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh,  Majalengka, Minggu pagi, 25 Mei 2025  

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Di tengah hijau pepohon menjulang tinggi di kebun warga yang disertai semilir angin sore Kampung Kaputren, Majalengka, ada pemandangan tak biasa: deretan emak-emak berjalan percaya diri di atas tanah yang dibumbui sekam padi diatasnya.

Emak-emak di 'Kota Angin' itu menggandeng domba jantan bak peragawati memamerkan koleksi busana. Bukan kontes kecantikan, ini adalah "Ngarit Award", ajang unik para peternak domba memperkenalkan hewan qurban mereka langsung ke calon pembeli — dengan sentuhan gaya khas kampung yang penuh semangat dan canda tawa.

“Biasanya suami saya yang jualan, sekarang saya juga bisa. Lumayan, dua ekor udah laku hari ini,” kata Wiwin, salah satu peserta kontes yang terlihat sumringah, Minggu (25/5/2025).

Baca juga: 130 Jemaah Haji Kloter 23 Asal Majalengka Diberangkatkan, Kloter Terakhir Menyusul 30 Mei 2025

Kontes ini diikuti oleh 20 peserta, semuanya adalah peternak dari kampung yang memang dikenal sebagai sentra domba di wilayah Majalengka, khususnya di kampung tersebut. Mereka menampilkan domba-domba terbaik yang siap dijadikan hewan qurban, lengkap dengan bulu bersih, postur tubuh tegap, dan usia yang sesuai syariat.

Beberapa emak-emak terlihat kewalahan saat dombanya enggan berjalan. Tapi bukannya kesal, mereka justru menanggapinya dengan canda dan tawa, membuat suasana menjadi hangat dan akrab. Seolah kontes ini bukan sekadar ajang jualan, tapi juga pesta kecil di tengah kampung.

Rom, peternak senior di kampung itu, mengaku kontes ini sangat membantu penjualan. Tahun lalu ia bisa menjual hingga 30 ekor domba. Tahun ini, meski pembeli lebih sepi, ia sudah menjual 17 ekor dengan harga antara 4 hingga 5 juta rupiah per ekor.

Baca juga: Bakpia Kering Khas Majalengka, Cita Rasa yang Tak Kalah Bersaing dengan Bakpia Yogyakarta

“Tinggal 23 ekor lagi. Tantangannya musim hujan, nyari rumput susah,” ujarnya.

Panitia penyelenggara, Amin Halimin, mengatakan Ngarit Award sudah digelar lima kali. Namun tahun ini terasa spesial karena baru pertama kalinya melibatkan emak-emak secara penuh.

“Biasanya bapak-bapak yang tampil. Sekarang emak-emak pun ikut. Ini bukti bahwa peternakan di sini melibatkan keluarga,” katanya.

Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam Hari Ini di Sumedang dan Subang Kompak Stabl, 1 Gram Jadi Segini

Selain sebagai bentuk apresiasi kepada para peternak, Ngarit Award juga menjadi strategi pemasaran kreatif. Dengan kontes ini, pembeli bisa melihat langsung kondisi domba dan bahkan berinteraksi langsung dengan peternaknya. Suasana yang terbuka dan penuh semangat menjadikan pembeli merasa lebih yakin.

Harapannya, dari ajang sederhana ini, Kampung Kaputren bisa dikenal luas sebagai sentra peternak domba yang berkualitas di Majalengka. Warga pun berharap dukungan pemerintah ke depan bisa menjadikan potensi ini bagian dari ketahanan pangan daerah.

Baca juga: PROFIL Alfeandra Dewangga, Calon Pengganti Nick Kuipers Incaran Bojan Hodak, Ini Sosoknya

Ketika matahari mulai turun di ufuk barat, kontes pun usai. Namun semangat emak-emak Kampung Kaputren belum padam. Dari tangan mereka, lahir optimisme baru: bahwa domba pun bisa tampil gaya, dan emak-emak bisa jadi ujung tombak pemasaran yang tak kalah hebat. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved