Polisi Sebut Kasus Guru Palsu Tipu 6 Murid di Cirebon Mirip Kasus di Luar Jabar, Pelaku Diburu

Aksi penipuan berkedok guru baru terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MI NU) Pelayangan, Kabupaten Cirebon

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
KASUS PENIPUAN - Kapolsek Gebang Polresta Cirebon, AKP Wawan Hermawan buka suara soal kasus penipuan di sekolah 


"Orang tua murid sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa melihat saja," ujarnya.

Baca juga: Polsek Kandanghaur Amankan 6 Remaja Beseragam Sekolah yang Diduga Mabuk, Kondisinya Lemas


Hingga saat ini, polisi belum bisa memastikan asal pelaku yang diketahui berjenis kelamin laki-laki. 


"Apakah ini dari Cirebon atau dari luar Cirebon, kami belum bisa memastikan," ucap Wawan.


Sebelumnya, aksi penipuan bermodus guru baru terjadi di lingkungan sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) NU Pelayangan, Desa Pelayangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon


Enam murid kelas 3 menjadi korban setelah perhiasan emas yang mereka kenakan dibawa kabur oleh pria tak dikenal pada Rabu (30/4/2025) sekitar pukul 09.10 WIB.


Kejadian tersebut berlangsung hanya dalam waktu 10 menit saat jam istirahat sekolah. 


Pelaku berpura-pura menjadi guru baru yang diutus oleh kepala sekolah untuk melakukan razia perhiasan.


"Ya, soal peristiwa penipuan berkedok guru baru di sekolah kami (MI NU Pelayangan) terjadi pada hari Rabu sekitar pukul 09.10 WIB sampai dengan 09.20 WIB."


"Aksi itu dengan modus sebagai guru baru dengan instruksi dari kepala sekolah bahwa akan melaksanakan razia berupa perhiasan," ujar Ahmad Yanuar Sani, seorang guru PJOK sekaligus operator sekolah, saat diwawancarai media, Jumat (2/5/2025).


Ahmad menjelaskan, pelaku menyasar murid yang berada di luar kelas saat istirahat dan meminta mereka masuk ke dalam. 


Tanpa banyak bicara, pelaku langsung mengambil perhiasan emas dari tubuh murid.


"Dia lanjut eksekusinya, jadi tanpa basa-basinya itu langsung copotin perhiasan yang digunakan oleh enam murid yang jadi korban," ucapnya.


Saat kejadian, guru-guru tengah berada di ruang guru yang menghadap ke utara. 


Sementara, kelas tempat kejadian berada di sisi belakang, membuat pengawasan tidak maksimal.


"Kita para gurunya sedang di ruang guru. TKP kelasnya membelakangi kantor, jadi luput dari pengawasan kami," jelas dia. 

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved