Imbas Kasus Dokter Cabul, KDM Minta RSHS dan Perguruan Tinggi Lakukan Evaluasi Menyeluruh
Dedi Mulyadi menyampaikan kepercayaan publik terhadap dunia kedokteran dan institusi pendidikan tinggi perlu dibangun kembali pascakasus pemerkosaan
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyampaikan kepercayaan publik terhadap dunia kedokteran dan institusi pendidikan tinggi perlu dibangun kembali pascakasus pemerkosaan yang dilakukan dokter residen cabul di RSHS Bandung.
Kata Dedi, kasus ini bukan sekedar kasus kriminal, melainkan terkait kepercayaan masyarakat pada institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan pelayanan dan pendidikan.
"Pemda Provinsi Jabar mendukung penuh langkah-langkah hukum yang sedang berjalan dan mendorong reformasi di bidang pendidikan kedokteran untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang," katanya, Minggu (13/4/2025).
Menurut pria yang akrab disapa KDM, hukuman tegas haruslah diberikan ke pelaku. Selain itu, perguruan tinggi juga rs terkait mesti segera memberikan sanksi ke pihak terlibat dan evaluasi menyeluruh pada sistem rekrutmen calon dokter.
“Perguruan tinggi atau rumah sakit tidak boleh lambat dalam mengevaluasi kasus ini, untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat, itu yang paling penting,” ucap KDM.(*)
Baca juga: Dokter yang Cabuli Keluarga Pasien di RSHS Ternyata Punya Kelainan, Polisi: Suka Orang Pingsan

Diberitakan sebelumnya, Pelaku pencabulan terhadap salah seorang keluarga pasien RS Hasan Sadikin Bandung, Priguna Anugerah (31) akhirnya ditampilkan oleh Ditreskrimum Polda Jabar, Rabu (9/4/2025).
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan menjelaskan pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka pelecehan seksual.
"Jadi, tidak benar bila tersangka tidak kami tahan. Kasus ini ada laporan pada 18 Maret 2025, dengan lokasi kejadian di Gedung MCHC lantai 7 RSHS Bandung," katanya.
Modus operandi pelaku, kata Hendra, pelaku seorang dokter pelajar dari Unpad yang tengah mengambil spesialis anastesi di RSHS Bandung.
Pelaku ini melakukan pengecekan darah ke keluarga pasien, berinisial FH (21) yang merupakan anak dari salahsatu pasien yang dirawat di RSHS.
"Tersangka ini meminta korban FH untuk diambil darah dan membawa korban dari ruang IGD ke Gedung MCHC lantai 7 RSHS. Korban sempat merasakan pusing dari cairan yang sempat disuntikan pelaku, dan selepas siuman korban merasakan sakit pada bagian tertentu," katanya.
Kombes Hendra menyampaikan, pada 18 Maret 2025 sekitar pukul 01.00 WIB, tersangka meminta korban diambil darah dan membawa korban dari ruang IGD ke gedung MCHC lantai 7 dan meminta korban tidak ditemani adiknya.
"Sesampainya di Gedung MCHC, tersangka meminta korban mengganti pakaian dengan baju operasi berwarna hijau dan memintanya melepas baju juga celananya. Lalu, pelaku memasukkan jarum ke bagian tangan kiri dan kanan korban sebanyak 15 kali," katanya.
Kemudian, pelaku pun menghubungkan jarum itu ke selang infus dan pelaku menyuntikan cairan bening ke selang infus tersebut. Beberapa menit kemudian, korban merasakan pusing hingga tak sadarkan diri.
Tiga Proyek Tol di Jabar Ditargetkan Beroperasi 2029, Termasuk Tol Getaci |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Minta Kepala Daerah Tak Pergi ke Luar Negeri: Jika Tak Mendesak, Tak Akan Diberi Izin |
![]() |
---|
Ribuan Warga Mengadu ke Lembur Pakuan, Ada yang Minta ke KDM Dibayarkan Utang Hingga Rp 4 Miliar |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Tunjuk Helmy Yahya Jadi Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana yang Baru |
![]() |
---|
KDM Sebut Pelaku Pembunuhan H Sahroni Indramayu Tertangkap, Humas: Mohon Doanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.