Khutbah Idulfitri
Naskah Khubbah Idulfitri 1 Syawal 1446 H, Ciri Seorang Muslim Sukses Menjalankan Ramadan
Sebulan penuh umat Islam menjalani pendidikan di bulan Ramadan. Apa ciri-ciri seorang muslim sukses menjalani Ramadan?
Karena itu segala kebiasaan baik yang telah kita lakukan di bulan suci ramadlan hendaknya tetap kita lestarikan dan bahkan kita tingkatkan sedemikian rupa agar menjadi tradisi baik dalam diri, keluarga dan lingkungan masyarakat kita sehingga fithrah yang telah kita rawat ini tetap terpelihara dengan baik hingga ahir kehidupan kita.
Ramadlan adalah madrasah kehidupan, sukses Ramadhan sesungguhnya tidak diukur pada saat sedang berlangsung akan tetapi justru dilihat dari sebelas bulan yang akan dijalaninya ke depan.
Adakah ia mampu melakukan perubahan dan perbaikan dirinya menjadi pribadi muttaqin? adakah ia tetap konsisten menjaga amaliah kebajikan selama Ramadlan? Semua berpulang kepada penghayatan dan komitmen diri kita.
Allahu Akbar 3X, Allah Maha Besar! Hal lain yang perlu kita sadari dalam mengarungi samudera kehidupan, bahwa adalah merupakan sunnatullaah bila hidup ini diwarnai dengan susah dan senang, tangis dan tawa, rahmah dan musibah, menang dan kalah, peluang dan tantangan yang acap kali menghiasi hidup kita. Orang bijak sering menyatakan, “hidup ini laksana roda berputar”, sekali waktu bertengger di atas, di waktu lain tergilas di bawah.
Sebagai seorang mukmin, tidak ada celah untuk menyatakan sikap frustasi dan menyerah dengan keadaan akan tetapi ia harus tetap optimis, bekerja keras dan cerdas seraya tetap mengharap bimbingan Allah, sebagaimana orang mukmin tak boleh hanyut dengan godaan dan glamornya kehidupan. Orang mukmin harus terus menerus berusaha mengobarkan obor kebajikan, menebarkan marhamah, menegakkan da’wah, merajut ukhuwah dan menjawab segala tantangan dengan penuh kearifan dan kesungguhan. Bukankah Allah SWT telah berjanji:
ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين
“Dan janganlah kamu bersikap lemah dan bersedih hati, padahal kalian orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran: 140).
Allahu Akbar 3X, Allah Maha Besar! Abu Hamid bin Muhammad Al Ghozali dalam karyanya Ihya Ulumuddin menggambarkan penghuni kehidupan dunia laksana seorang pelaut yang sedang mengarungi samudera, satu tarikan nafas bagaikan satu rengkuhan dayung, cepat atau lambat biduk yang ditumpangi akan mengantarkannya ke pantai tujuan.
Dalam proses perjalanan itu, setiap nahkoda berada di antara dua keresahan, antara mengingat perjalanan yang sudah di lewati dengan rintangan gelombang yang dasyat dan antara menatap sisa-sisa perjalanan yang masih panjang di mana ujung rimbanya belum tentu mencapai keselamatan.
Gambaran kehidupan ini hendak mengingatkan agar kita senantiasa memanfaatkan umur yang kita miliki dengan sebaik-baiknya, usia yang masing-masing kita punyai masih akan menghadapi tantangan zaman dan selera kehidupan yang menggoda haruslah kita pergunakan secara optimal untuk memperbanyak bekal guna meraih keselamatan dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
Suatu saat Lukman Al Hakim pernah memberikan petuah kepada putranya:
يا بنيّ ! إنّ الدنيا بحر عميق وقد غرق فيها أناس كثير فاجعل سفينتك فيها تقوى الله وحشوها الإيمان وشراعها التوكل على الله لعلك تنجو.
“Wahai anakku, sesunguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam dan telah banyak manusia tenggelam di dalamnya, oleh karenanya, jadikanlah taqwa kepada Allah SWT sebagai kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, tawakkal sebagai layarnya niscaya engkau akan selamat sampai tujuan”.
Allahu Akbar 3X, Allah Maha Besar! Semoga Allah SWT senantiasa berkenan membimbing kita semua agar tergolong hamba-hambanya yang mampu menahan diri sehingga menjadi pribadi yang selalu tumbuh untuk meraih sertifikat orang-orang yang berhasil mempertahankan kesucian diri dan memperoleh kemenangan di hari yang agung ini, berkenan mencurahkan hidayah dan ma’unahNya kepada bangsa Indonesia serta umat Islam pada umumnya untuk senantiasa mengamalkan syariatNya dan menghidupkan sunnah rasulNya dan semoga momentum Idul Fitri yang agung ini benar-benar mampu mengantarkan tatanan kehidupan baru masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai agama, akhlak karimah, kebersamaan dan kasih sayang guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berharkat dan bermartabat, sejahtera dan berperadaban dalam ridla dan bimbingan Allah SWT. Amin, Ya Mujibassaailiin.
الخطبة الثانية
لعيد الفطر المبارك
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.