Banjir di Bandung
Banjir Mencekam di Dayeuhkolot Bandung, Beberapa Bangunan Roboh, Warga Berjuang Selama Ramadhan
Suasana bulan Ramadhan di RT 7/RW 13, Kampung Sukabirus Kabupaten Bandung berubah mencekam
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG – Suasana bulan Ramadhan di RT 7/RW 13, Kampung Sukabirus, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung berubah mencekam akibat debit air Sungai Cigede dan Cikapundung yang tidak terkendali.
RT 7 yang biasanya merupakan dataran, kini berubah menjadi layaknya "danau berwarna coklat" yang tampak sejauh mata memandang.
Bangunan-bangunan yang biasanya menjadi tempat perlindungan kini hanya bisa terdiam direndam air.
Beberapa bangunan bahkan roboh, meninggalkan hanya material-material kecil yang tersisa.
Baca juga: Hilang Saat Banjir di Sukabumi, Anak dan Ibu Ditemukan Meninggal Dalam Kondisi Saling Berpelukan
Ketua RT 7/RW 13, Atep Usman, menceritakan bahwa kejadian mengerikan tersebut terjadi ketika adzan magrib akan segera dikumandangkan pada Jumat, 7 Maret 2025.
"Air mulai naik sekitar sore hari, sebelum waktu berbuka puasa, sekitar pukul 17.30 atau 18.00," ujarnya kepada Tribun Jabar pada Sabtu (8/3/2025).
Matahari yang mulai terbenam ditambah hujan yang terus mengguyur, menambah suasana mencekam di wilayah tersebut. Gemuruh air dari dua sungai tersebut menjadi momok menakutkan bagi warga.
Air dari Sungai Cigede dan Cikapundung terus meluap dan memasuki pemukiman seperti keran bocor yang tidak bisa dihentikan. Dengan tinggi sekitar 160 cm, air tersebut merusak apa saja yang dilewatinya.
"Ketinggian air kemarin sedada orang dewasa. Airnya seperti ombak, deras sekali. Jadi luapan air masuk ke pemukiman. Bahkan, satu rumah dan musola kami jebol, hancur, hampir ambruk," katanya.
Atep dan keluarganya hanya bisa bertahan di rumah sambil mengangkat barang-barang ke tempat yang lebih tinggi. Meskipun sudah seharian berpuasa, nafsu makan seketika itu pun menghilang di benaknya.
Atep mengaku bahwa dirinya tidak lagi memikirkan menu makanan. Yang terpenting baginya adalah keselamatan keluarga dan warga sekitar.
Baca juga: Banjir di Sukabumi, Polisi Evakuasi Korban Banjir di Sekitar Puskesmas Palabuhanratu
"Tapi Alhamdulillah, masih ada warga yang saling bantu, mereka berbagi. Rumah yang memiliki lantai dua rela jadi tempat pengungsian," ucapnya.
Tak hanya sampai waktu berbuka puasa, suasana mencekam akibat banjir tersebut pun berlanjut hingga waktu sahur. Dengan menu seadanya, hal yang terpintas waktu itu hanya mengisi perut dengan cepat.
"Kondisi waktu sahur masih sama, tapi ada penurunan sedikit (banjirnya). Sahur apa adanya saja, mie dan telur pun bisa, yang penting ada tenaga untuk puasa," ujarnya.
Ratusan Rumah dan Ruas Jalan di Derwati Bandung Masih Terendam Banjir, Aktivitas Warga Terhambat |
![]() |
---|
BANDUNG Dikepung Banjir, Jalanan Bikin Macet Parah, Dishub Siapkan Rekayasa Arus Lalu Lintas |
![]() |
---|
98 Persen Wilayah di Desa Dayeuhkolot Bandung Terendam Banjir Hingga 1,5 Meter, Ribuan KK Terdampak |
![]() |
---|
Terendam Banjir 2 Meter, Warga Desa Banjaran Wetan Bandung Terjebak di Atap dan Lantai 2 Rumah |
![]() |
---|
Nekat Terjang Banjir di Baleendah Kabupaten Bandung, Puluhan Kendaraan Mogok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.