Kisah Naik Haji
Pedagang Ikan Naik Haji, Perjuangan Yati Nabung Selama 8 Tahun Hingga Bisa ke Tanah Suci
Supiyati Khumairoh, seorang pedagang ikan berusia 59 tahun ini memiliki kisah inspiratif mengenai perjuangannya dalam melaksanakan ibadah haji
Penulis: Mutiara Suci Erlanti | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Dirinya mengaku sangat senang bisa menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji dengan lancar.
“Perjuangannya tidak mudah. Tapi alhamdulillah rukun islam yang kelima sudah saya laksanakan. Saya bahagia,” ungkap Yati.

Yati merasa sedih dan sempat menangis saat hendak meninggalkan tanah suci dan pulang kembali ke Indonesia.
“Sedih dan terharu sekali saat mau meninggalkan tanah suci. Rasanya seperti ingin kembali lagi, masih mau tetap di sana. Masih kangen dan ingin beribadah di Mekkah dan Madinah,” ungkap Yati.
Yati menceritakan bahwa perjalanannya pulang dari tanah suci ke Indonesia berjalan lancar dan dirinya pun selamat sampai rumahnya.
“Saya disambut keluarga dan tetangga-tetangga. Saya terharu banyak yang menyambut kepulangan saya dari tanah suci, Senang bisa diberi umur Panjang dan bisa bertemu mereka lagi,” ungkapnya.
Tak lama setelah kepulangannya dari tanah suci, Yati mengalami ujian berat dimana sang suami meninggal dunia karena sakit paru-paru pada awal tahun 2023.
Setelah suaminya meninggal dunia, Yati pun mencari nafkah dengan menjadi buruh tani. Meski begitu, Yati tetap bersyukur bisa menunaikan ibadah haji dan masih diberi kesehatan.
Terakhir, Yati memberikan saran dan wejangan untuk masyarakat khususnya yang sedang berusaha mengumpulkan uang untuk melaksanakan ibadah haji.
“Diusahakan menabung dan daftar dari sekarang. Karena antreannya sangat lama, tapi insya Allah bisa dapat panggilan untuk naik haji,” kata Yati.
Berbicara soal ibadah haji, ada sejumlah aturan yang berganti khususnya saat masa Pandemi Covid-19 dan sesudahnya.
Fadlul Imansyah, Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI, mengatakan bahwa ada tantangan tersendiri mengenai ibadah haji yaitu banyak warga mendaftar haji setelah masa pandemi Covid-19.
“Itu yang mendaftar haji ada tantangan sendiri. Kalau sebelum Covid-19 itu bahasanya autopilot jadi enggak perlu kampanye, dia datang sendiri. Setelah Covid-19, pendaftaran haji ini melambat,” kata Fadlul Imansyah, Kepala Badan Pelaksana BPKH di acara Ruang Dialog BPKH ‘Semua Bisa Haji’, Selasa 21 Mei 2024.
Fadlul Imansyah mengatakan, pihaknya telah menganalisa bahwa pendaftaran haji tersebut sempat melambat yaitu karena masalah ongkos haji.
“Memang harus diakui, ongkos haji ada kenaikan yang signifikan dari tahun 2019 ke 2022. Dimana pada tahun 2022 itu cuma 50 persen saja kuotanya atau kira-kira 100 ribu orang,” jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.