Atap Ruang Kelas SDN di Cirebon Ambruk
Derita Murid SDN 1 Kedungdawa Cirebon yang Belajar di GOR, Gerah hingga Lantainya Kotor
Kendati senang, ia menyebut, suasana belajar di GOR yang berjarak kurang lebih 100 meter dari sekolahnya itu terbilang cukup panas.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Pembelajaran yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) milik pemerintah Desa Kedungdawa, dikeluhkan oleh para murid.
Meski mengaku senang mendapatkan suasana baru, sejumlah murid mengaku tak senyaman kala belajar di ruang kelas yang kini tak lagi bisa digunakan.
M. Habibi salah satu murid kelas II mengaku senang masih bisa belajar meski tak lagi berada di kelas.
Gurunya pun disebut dia, terus memberikan materi secara maksimal di tengah keterbatasan.
"Senang (belajar di sini), gurunya semangat," ujar M Habibi kepada Tribun, Senin (20/11/2023).
Kendati senang, ia menyebut, suasana belajar di GOR yang berjarak kurang lebih 100 meter dari sekolahnya itu terbilang cukup panas.
Meski sudah diberi fasilitas kipas angin, namun hal itu tak membuat para murid khususnya yang berada di belakang bisa merasakan angin sepoi-sepoi dari kipas.
"Panas, sama gerah," ucapnya.
Tak hanya itu, lantai di GOR pun terbilang kotor.
Hal itu juga menjadi keluhan dari murid yang bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola profesional itu.
"Kotor (juga lantainya)," jelas dia.
Senada dengan Habibi, Zidan juga mengatakan hal yang sama.
Dirinya juga mengaku suasana di GOR cukup gerah, sehingga sedikit mengganggu konsentrasi belajarnya.
"Iya gerah di sini," katanya Zidan.
Ia pun berharap, ruang kelasnya dapat diperbaiki sesegera mungkin.
Sehingga, Zidan dan teman-temannya bisa belajar kembali di kelas seperti sedia kala.
"Iya segera diperbaiki," ujar bocah yang bercita-cita menjadi petugas pemadam kebakaran itu.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa ambruknya atap ruang kelas I dan berdampak kepada kelas II di sebelahnya, membuat ratusan murid harus belajar di sebuah Gelanggang Olahraga (GOR) milik pemerintah desa setempat yang berjarak sekitar 100 meter dari sekolah.
Pantauan Tribun pada Senin (20/11/2023), terdapat dua kelas yang belajar di GOR, kelas I dan kelas II.
Tiap kelas belajar secara terpisah di dalam GOR tersebut tanpa ada sekat.
Untuk kelas I menghadap ke arah Selatan dan kelas II menghadap ke Barat.
Para murid pun belajar di lantai ruangan karena tak ada meja dan kursi yang memadai dari sekolah.
Suasana dalam GOR pun berisik dan tak kondusif karena ramainya siswa yang belajar.
Sejumlah siswa tampak membawa meja belajar sendiri.
Wali Kelas II SDN 1 Kedungdawa, Titi (43) mengatakan, pihaknya sudah sejak beberapa Minggu ke belakang melakukan aktivitas belajar di luar ruang kelas.
Namun, sebelumnya belajar di masjid.
Hal itu dikarenakan, kondisi ruang kelas yang sudah tidak memungkinkan untuk ditempati.
"Sebelum kejadian belajarnya di Masjid, karena memang kelasnya sudah rapuh, sudah ada atap yang jatuh kotorannya gitu," ujar Titi saat diwawancarai di lokasi, Senin (20/11/2023).
Menurutnya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di GOR Desa Kedungdawa mulai dilaksanakan pada hari ini.
Sedikitnya ada dua kelas yang melaksanakan kegiatan belajar, yaitu kelas I dan kelas II.
"Jumlah murid kelas II 56 orang dan kelas I 49 orang, jadi jumlahnya 105 orang," ucapnya.
Meski baru hari pertama, pihaknya sudah merasakan tak kondusifnya belajar di GOR.
Selain menghasilkan suara yang menggema, tak bisa menyimpan peralatan belajar menjadi kendala lainnya saat ini.
"Belajar di sini ya kurang tahu sampai kapan, makanya kurang kondusif di sini."
"Lalu kurang bisa mengontrol anak-anak, makanya dibantu sama wali murid yang menunggu di luar gedung untuk memantau gerak gerik anaknya."
"Ditambah lagi, kita tidak bisa membawa semua peralatan belajar, paling cuma papan tulis, itu juga kalau sore digunakan untuk olahraga, pasti dikeluarkan papannya."
"Jadi memakan waktu untuk mempersiapkan peralatan belajar disusun dulu gitu," jelas dia.
Diberitakan sebelumnya, atap salah satu ruang kelas di SDN 1 Kedungdawa di Desa Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon ambruk pada Jumat (17/11/2023).
Peristiwa tersebut dikabarkan terjadi pada pukul 21.30 WIB.
Dikabarkan juga, bangunan ruang kelas yang atapnya ambruk itu diduga akibat kondisinya sudah lapuk.
Terlebih, hujan deras mengguyur Desa Kedungdawa pada malam hari tersebut.
"Kejadiannya itu dilaporkan setelah ada salah satu guru yang domisili di sini sekitar pukul 21.30 WIB, ada hujan besar kemudian terjadi roboh atap bangunan ini," ujar Kepala SDN 1 Kedungdawa, Muhammad Arifin saat diwawancarai di lokasi, Sabtu (18/11/2023).
Ambruknya atap bangunan pada ruang kelas I itu sebenarnya sudah diantisipasi sejak satu bulan lalu.
Sebab, kondisi atap sebelumnya juga sudah dalam keadaan bergeser dari tata letak sebenarnya dan miring.
"Ya kalau ambruk tiba-tiba mah tidak, tidak seperti itu."
"Kronologinya itu dari sebulan yang lalu, kita sudah melihat ada tanda-tanda kelas ini sudah turun (ingin ambruk atapnya)."
"Kemudian kita melaporkan ke ibu korwil, kemudian terus ditindaklanjuti ke Disdik bagian sarpras dan langsung disurvei ke sini."
"Hasil survei pihak sarpras menyarankan agar dua ruang kelas dikosongkan."
"Kemudian kami tindaklanjuti dengan mengosongkan dua kelas, yaitu kelas yang sekarang roboh dan kelas di sebelahnya."
"Dua ruang kelas itu, yaitu ruang kelas I dan kelas II," ucapnya.
Sejak antisipasi sebulan sebelumnya juga, kegiatan belajar mengajar di gedung ruang kelas itu pun dipindahkan.
Pihak sekolah mengerahkan sebanyak puluhan murid kelas I dan kelas II untuk sementara belajar di Gedung Olahraga (GOR) milik pemerintah desa setempat.
"Jadi sementara KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dipindahkan ke GOR Serbaguna milik pemerintah Desa Kedungdawa."
"Ada murid sekitar 280-an, yang dipindahkan dua rombel kelas I dan II, diperkirakan 80 orang," jelas dia.
Dari sisi usia, gedung dua kelas itu menurutnya juga tergolong tua, karena belum pernah direnovasi sejak tahun 2013-2015.
Bangunannya belum kokoh karena masih menggunakan kayu.
"Bangunan ini sebenarnya sudah lama, sekitar 2013-2015 lah, jadi belum pakai baju ringan, masih pakai kayu."
"Alhamdulillah kejadian ini tidak ada korban jiwa," katanya.
Pantauan di lokasi, atap gedung kelas I ambruk.
Tampak kayu penopang genting ruangan tersebut sudah berada di lantai ruangan.
Pecahan genting berceceran di lantai.
Terlihat pula kayu-kayu berserakan di sekitar pecahan genting dan di gang sebelah ruang kelas.
Pada bagian atap yang masih kokoh, tepatnya di ruang sebelahnya, terlihat plafon retak dan bolong.
Sebagian kayu penopang atap hampir patah.
Tidak ada aktivitas belajar-mengajar di ruangan kelas I dan II.
Terlihat meja dan kursi yang berserakan.
Lantai kelas tampak kotor.
Peristiwa itu juga mendapat perhatian dari pihak kepolisian Polsek Kedawung Polres Cirebon Kota dengan datang langsung ke lokasi untuk memantau situasi terkininya.
Baca juga: Kelas Tak Bisa Digunakan, Ratusan Murid SDN 1 Kedungdawa Cirebon Belajar di Lantai GOR
Kelas Tak Bisa Digunakan, Ratusan Murid SDN 1 Kedungdawa Cirebon Belajar di Lantai GOR |
![]() |
---|
SDN 1 Kedungdawa Cirebon yang Atap Ruang Kelasnya Ambruk Akan Diperbaiki Tahun Depan |
![]() |
---|
Puluhan Siswa SDN 1 Kedungdawa Cirebon Lolos dari Maut, Atap Kelas Ambruk di Malam Hari |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Atap Ruang Kelas SDN 1 Kedungdawa Cirebon Ambruk Akibat Hujan Deras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.