Berita Indramayu

25 Daftar Nama Khas Perempuan Indramayu, Tren di Tahun 50-an Kini Nyaris Punah, Selalu Berakhiran M

Tinus mengatakan, menurut kepercayaan masyarakat Indramayu, nama itu adalah doa. Karena Rasulullah SAW juga menganjurkan orang tua berikan nama baik

Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ilustrasi sejumlah perempuan Indaramayu berfoto bersama Bupati Indramayi seusai menggelar kegiatan budaya Ngarot yang menunjukkan kecantikan para perempuan Indramayu di Desa/Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Rabu (21/12/2022). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Banyak nama perempuan Indramayu klasik atau nama khas perempuan Indramayu yang nyaris punah. Nama-nama tersebut menjadi tren pada era tahun 1950-an ke bawah.

Secara garis besar, nama perempuan etnik Indramayu ini biasanya memiliki nama dengan akhiran huruf M.

Baca juga: Cegah Perundungan Hingga Kenakalan Pelajar, Polisi di Indramayu Lakukan Kegiatan Ini

Namanya pun singkat, hanya satu kata saja.

Hal ini mengacu pada kecenderungan keluarga-keluarga petani Indramayu yang memberi nama singkat untuk anaknya.

Akhiran 'm' sendiri, rupanya bukan tanpa maksud. 

Gadis-gadis Desa Lelea Indramayu mengikuti Festival Ngarot, Rabu (18/12/2019).
Gadis-gadis Desa Lelea Indramayu mengikuti Festival Ngarot, Rabu (18/12/2019). (TribunCirebon.com/Handhika Rahman)

Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Museum Disdikbud Indramayu, Suparto Agustinus mengatakan, dalam kepercayaan masyarakat Indramayu, kalau nama akhirannya 'm' maka dipercaya akan menjadi ibu atau istri yang irit dan tidak boros.

"Ini karena kalau akhiran 'm' itu dibacanya sambil mingkem. Jadi gak comel, gak boros," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (2/11/2023).

Tinus mencontohkan, seperti Atem, Cartem, Caritem, Caskem, Casingkem, Dartem, Dasem, Dustem, Darwiyem, Darwijem.

Ada pula nama Ingkem, Idem, Karjem, Mastem, Maryem, Narkem, Narsem, Rastem, Rastiyem, Saryem, Sarkem, Sarlem, Saritem, Saridem, Sukiyem, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Lewat Karnaval Ketahanan Pangan dan Seni Budaya, Kearifan Lokal Indramayu Ditunjukan ke Publik

Tinus mengatakan, menurut kepercayaan masyarakat Indramayu, nama itu adalah doa.

Karena Rasulullah SAW juga menganjurkan orang tua memberikan nama yang baik untuk anak-anaknya.

"Jadi mereka mendoakan anak ini supaya tidak jadi orang yang boros, banyak bicara," ujar dia.

Tinus mengatakan, nama-nama itu kini sudah jarang ditemui kecuali di era 1950-an ke bawah.

Namun, di daerah agraris, masyarakat petani masih ada yang memakai nama ini hingga tahun 1980-an.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved