Tawuran Simpatisan Calon Kades

3 Calon Kepala Desa Kapetakan Cirebon Kompak Tak Tahu Penyebab Kericuhan Antar Kelompok Simpatisan 

Pertemuan itu berlangsung di Mako Polsek Kapetakan dengan dihadiri oleh unsur forum koordinasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) dan PPS

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Muhammad Rano Hadiyanto saat berfoto dengan ketiga calon kepala desa (cakades) Kapetakan di Mapolsek Kapetakan, Selasa (19/9/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Ketiga calon kepala desa (cakades) di Desa/Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon dikumpulkan pihak kepolisian usai insiden kericuhan.

Ketiga cakades masing-masing Suminih calon nomor 1, Nawati calon nomor 2 dan Tursija calon kepala desa nomor 3.

Tangkapan layar dua kelompok simpatisan calon Kepala Desa di Cirebon Terlibat Tawuran, Senin (18/9/2023)
Tangkapan layar dua kelompok simpatisan calon Kepala Desa di Cirebon Terlibat Tawuran, Senin (18/9/2023) (ISTIMEWA)

Baca juga: BREAKING NEWS: Dua Kelompok Simpatisan Calon Kepala Desa di Cirebon Terlibat Tawuran

Pertemuan itu berlangsung di Mako Polsek Kapetakan dengan dihadiri oleh unsur forum koordinasi pimpinan kecamatan (forkopimcam) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS).

Usai pertemuan tersebut, ketiga cakades itu diwawancarai oleh awak media perihal penyebab terjadinya insiden bentrokan tersebut.

Ketiganya kompak tidak mengetahui penyebabnya.

Cakades nomor urut 1, Suminih misalnya.

Ia mengaku, saat kericuhan itu terjadi dirinya sedang berada di balai desa.

Ketika keluar menuju jalan raya, ternyata bentrokan sedang terjadi.

"Kemarin saya juga gak tahu masi di Desa, pas keluar ada keributan dua duanya, permasalahan saya ga tahu," ujar Suminih, Selasa (19/9/2023).

Baca juga: Tawuran 2 Kelompok Simpatisan Pendukung Calon Kades di Cirebon Makan Korban, Salah Satunya Polisi 

Senada dengan Suminih, cakades nomor urut 2, Nawati juga mengaku tidak mengetahui insiden yang memakan lima korban tersebut.

Saat itu, sesuai instruksi dari panitia, bahwa cakades harus kembali ke rumah masing-masing.

Kata Nawati, massa pendukungnya sedang berkumpul di rumahnya yang tak jauh dari balai desa.

"Kemarin saya tidak tahu, saya di balai desa, saya tiba-tiba disuruh pulang duluan."

"Saya mengacu pada panitia, itu persetujuan di pengumuman balai desa massa harus kumpul di rumah masing-masing, massa ada di rumah yang dekat balai desa," ucap Nawati.

Sementara, Tursija, cakades nomor urut 3 menceritakan, bahwa saat kejadian dirinya sedang berada di balai desa.

Usai mendapatkan nomor urut, dirinya mendengar ada keributan di jalan raya antar dua kelompok simpatisan.

"Terkait kejadian kemarin sebenarnya saya sendiri tidak tahu dan saya masih ada di ruangan di balai desa."

"Saat itu masing-masing tahapan keluar dari balai desa, hingga terjadi bentrokan di luar saya tidak tahu."

"Murni saya tidak tahu dan saya masih ada di balai desa," jelas Tursija.

Ketiganya kini bersepakat menjaga kondusivitas wilayahnya menjelang pemilihan kepala desa (Pilkades) yang digelar Oktober 2023 mendatang.

"Saya akan sampaikan ke pendukung saya sesuai peraturan panitia, saya pengen pilwu aman."

"Saya sebelumnya jadi kuwu tidak pernah ribut, sebelumnya pernah sosialisasi agar aman, saya pengen aman," kata Nawati yang didukung oleh Suminih dan Tursija.

Baca juga: Polisi Gerak Cepat Usai Ada Tawuran Pendukung Calon Kepala Desa Kapetakan Cirebon, Ini Kata Kapolres

 

 


Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved