Melihat Seni Berokan Cirebon yang Hampir Punah, Terkesan Seram Tapi Dianggap Bisa Sembuhkan Penyakit

Seni berokan sendiri pada awalnya dipakai untuk menyebarkan Islam di kawasan Pantura Jabar.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Seorang seniman memakai kostum untuk tampil di kesenian Berokan, yang berasal dari daerah Pantura, seperti Cirebon, Indramayu, Brebes maupun Tegal. 

Air yang biasanya diwadahi botol itu didoakan oleh berokan, ditambah memberikan beras sebanyak setengah kilogram sebagai bentuk bayaran kepada berokan.

"Kebanyakan di event-event ngunjung buyut, tradisi adat, tapi semua juga bisa, kaya hajatan pernikahan, sunatan dan ulang tahun."

"Seni Berokan ini diwariskan kreasi dari Mbah Kuwu sangkan atau Pangeran Cakrabuana dalam penyebaran agama Islam, kala itu."

"Tapi sekarang, selain hiburan, beberapa orang masih percaya dengan doa-doa air yang dibacakan oleh Berokan."

"Contoh kemarin ketika lagi ngamen di wilayah Cirebon, ada orang yang minta alamat mau datang ke sini. Mau bikin air berokan gitu."

"Orang yang minta didoakan, biasanya nyodorin air putih sama beras. Air putih untuk dibawa pulang setelah didoakan, beras sebagai transaksi pengganti uang begitu," ucapnya.

Ahmad menyampaikan, bahwa di tengah perubahan zaman dengan banyaknya kesenian yang lebih modern, membuat Seni Berokan kini nyaris punah.

Sepengetahuan dirinya, kini hanya segelintir orang saja yang masih mempertahankan tradisi, baik untuk pertunjukan maupun hanya sebatas ngamen memperoleh penghasilan.

"Redup ya kalau sekarang mah, soalnya setahu saya ya mungkin perubahan zaman ya."

"Sekarang masih ada, cuma jumlahnya sepertinya berkurang dibanding dulu tahun 90-an di mana masih mudah ditemukan kesenian berokan ini."

"Saya sendiri sudah 2 tahun terakhir khusus berokan, kalau kesenian lain sudah lama, semacam musik-musik," jelas dia.

Alasan Ahmad masih mempertahankan kesenian tradisional itu, yakni dirinya kini memiliki penghasilan tambahan di tengah profesi utamanya sebagai pedagang.

Selain itu, ia juga ingin terus mewarisi kesenian berokan ke para anggota sanggar yang masih muda.

"Saya terjun menggeluti Seni Berokan sendiri awalnya saya gak sengaja lagi sama teman bertemu yang mana dia punya galeri berokan."

"Saya beli tuh, awalnya gak tahu saya buat apa, pokoknya saya beli saja."

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved