HUT Kemerdekaan RI

Bukan Soekarno-Hatta, Teks Proklamasi Pertama Kali Dibaca di Cirebon Oleh Sosok Ini

teks proklamasi lebih dulu dibacakan di Alun-alun Kejaksan, Kota Cirebon pada 15 Agustus 1945 silam.

Frans Mendur
Soekarno membacakan teks Proklamasi. 

"Saya meyakini lokasi pembacaannya itu di Alun-alun Kejaksan. Saat itu juga hanya disaksikan kira-kira 50-an orang," kata Nurdin M Noer.

Ia mengatakan, Sutan Sjahrir merupakan tokoh gerakan bawah tanah dan Dokter Soedarsono salah satu orang dekatnya.

Namun, hingga kini tidak ada yang tahu isi dari teks proklamasi yang dibacakan Dokter Soedarsono.

Bahkan, keberadaan naskah tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Baca juga: Teks Proklamasi Lengkap dengan Detik-detik Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945

Setelah mendapat telegram dari Sutan Sjahrir, para pejuang di Cirebon berkumpul dan menggelar rapat kecil hingga disepakati Sordarsono yang membacakannya.

Kala itu, Sjahrir meminta dokter Soedarsono membacakan teks proklamasi Cirebon karena dianggap mampu.

Selain itu, Dokter Soedarsono juga merupakan salah satu tokoh Cirebon yang berpendidikan.

Setelah membacakan teks proklamasi, para pejuang langsung menyiarkan kabar itu ke beberapa daerah di Cirebon, misalnya di Kecamatan Waled, Palimanan, dan Plumbon.

"Cirebon dipilih karena Saat itu dianggap masih aman dari penjajah Jepang yang banyak berkumpul di kota besar setelah mereka menyerah ke sekutu," ujar Nurdin M Noer.

Nurdin menyebut pembacaan proklamasi di Cirebon merupakan cikal bakal kemerdekaan RI yang dibacakan Soekarno.

Pasalnya, setelah pembacaan proklamasi di Cirebon, Soekarno dan M Hatta diculik kemudian dibawa ke Rengasdengklok.

Selain itu, suasana menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI di Cirebon haru dan tidak banyak tekanan.

Dikarenakan para pejuang merasa khawatir ada serangan mendadak dari penjajah.

Nurdin juga menjelaskan, menurut catatan sejarah lain, alasan lain Sjahrir menunjuk Soedarsono membacakan Proklamasi Kemerdekaan RI di Cirebon karena tidak ingin menunggu lama.

"Kalau terlalu lama, khawatir tidak dianggap oleh dunia," kata Nurdin M Noer.

 

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved