Derita Petani di Cirebon Hadapi Musim Kemarau, Kekeringan hingga Turunnya Jumlah Hasil Panen

Seksi Kesejahteraan Desa Bangodua, Jarsa mengatakan, petani di wilayahnya tak hanya menghadapi soal kekeringan

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Kondisi sawah di musim kemarau di Desa Bangodua, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Rabu (2/7/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Begini derita para petani di Kabupaten Cirebon menghadapi musim kemarau panjang.

Salah satu desa yang mengalami kekeringan, yakni Desa Bangodua di Kecamatan Klangenan.

Baca juga: Memasuki Kemarau Volume Air Waduk Darma Kuningan Alami Penyusutan Setiap Hari, Ini Kata Petugas BBWS

Di mana, selama dua bulan terakhir, para petani tanaman padi tidak mendapatkan air yang disebabkan tak ada hujan hingga aliran irigasi yang biasa mengaliri sawah mengering.

Seksi Kesejahteraan Desa Bangodua, Jarsa mengatakan, petani di wilayahnya tak hanya menghadapi soal kekeringan.

Lebih dari itu, banyak dari mereka yang mengaku memanen sebelum waktunya untuk mencegah terjadinya kerugian yang disebabkan gagal panen.

"Ya benar di sini (Desa Bangodua) kekeringan, sudah terjadi dua bulan lah sama kaya Desa Slangit, karena satu irigasi dan sawahnya hanya dibatasi jalan setapak.

"Bahkan, sudah banyak laporan ke pemerintah desa, bahwa banyak yang memilih panen dini, meski belum waktunya, katanya takut gagal panen," ujar Jarsa saat ditemui di area persawahan, Rabu (2/8/2023).

Kondisi seperti itu, kata dia, tak sedikit petani yang mendapatkan kualitas padi yang kurang maksimal.

Di sisi lain, jumlah pendapatan gabah juga menurun akibat ada beberapa yang memang belum bisa dipanen.

"Pengaruh ke jumlah hasil panen, biasanya rata-rata warga mendapatkan jumlah gabah yang dipanen 3 ton, sekarang katanya 2 ton," ucapnya.

Tak hanya itu, beberapa petani yang sudah memanen dini lebih dulu juga mengaku harga gabah yang dijual ikut menurun.

Jika biasanya pasarannya Rp 600 ribu per kuintal, kini hanya Rp 400 ribu.

"Harga gabah itu lagi bagus musim ini, tali harga basahnya yang biasanya Rp 600 ribu per kuintal, sekarang sekitar 400 ribu per kuintal."

"Kalau untuk jumlah luas lahan sawah di Desa Bangodua mah sekitar 150 hektar," jelas dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved