Hari Jadi Kota Cirebon

Jubir Keraton Kanoman Bersyukur Tradisi Pembacaan Babad Cirebon Dihadiri Para Pelajar Karena Hal Ini

Keraton Kanoman menggelar tradisi pembacaan Babad Cirebon atau sejarah berdirinya Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Suasana tradisi pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Keraton Kanoman menggelar tradisi pembacaan Babad Cirebon atau sejarah berdirinya Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam.

Tradisi yang termasuk rangkaian Hari Jadi ke-654 Kota Cirebon tersebut tampak disaksikan ratusan orang termasuk para pelajar yang sebelumnya mengikuti pawai dari Balai Kota Cirebon.

Suasana tradisi pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam.
Suasana tradisi pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam. (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Baca juga: Melihat Tradisi Pembacaan Babad Cirebon di Keraton Kanoman, Dihelat Rutin Sejak Ratusan Tahun Lalu

Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, bersyukur tradisi pembacaan Babad Cirebon pada tahun ini dihadiri para pelajar.

Sebab, menurut dia, salah satu tujuan dilaksanakannya tradisi pembacaan Babad Cirebon ialah mengajak generasi muda, termasuk para pelajar, mengenal sejarah berdirinya Cirebon.

"Tujuan ini menjadi penting, karena tidak sedikit generasi muda dan termasuk kita semua yang tidak memelihara atau menjaga sejarah sebagai warisan leluhur," ujar Arimbi Nurtina saat ditemui di Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam.

Karenanya, pihaknya berharap para pelajar yang menghadiri tradisi itu teredukasi, dan selalu mengingat tanah Cirebon sebagai asal-usul tumpah darahnya.

Ia mengatakan, sejarah tidak bisa lepas dalam kehidupan manusia dan alam semesta, bahkan tradisi pembacaan Babad Cirebon dihelat sejak ratusan tahun lalu atau tepatnya 1529 M.

Selain itu, tradisi pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman pun menjadi penanda bahwa Kesultanan Kanoman tidak hanya sebagai pusat pemerintahan di masa lalu.

Pangeran Kumisi Keraton Kanoman, Pangeran Besus Nugraha, saat membacakan babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam.
Pangeran Kumisi Keraton Kanoman, Pangeran Besus Nugraha, saat membacakan babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Kamis (20/7/2023) malam. (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Baca juga: Sejarah Berdirinya Cirebon Menurut Kitab Purwaka Caruban Nagari, Kisahkan Tentang Walangsungsang

Namun, Keraton Kanoman juga menjadi titik awal lahirnya Cirebon dari pedukuhan kecil kemudian berkembang menjadi sebuah pemerintahan yang besar.

"Sebagai pewaris tradisi, Kesultanan Kanoman secara konsisten melaksanakan tradisi ini secara turun-temurun," kata Arimbi Nurtina.

Sementara Patih Keraton Kanoman, Pangeran Patih M Qodiran, mengajak para generasi muda untuk tidak melupakan sejarah berdirinya Cirebon.

Pasalnya, tanpa perjuangan para leluhur yang mendirikannya, Kota Cirebon tidak akan berkembang dan menjadi sebuah kota yang ramai seperti sekarang.

"Tradisi ini juga merupakan metode yang tepat untuk mengingat dan mengikat kita dengan leluhur yang telah berjasa menyebarkan Islam di Cirebon," ujar M Qodiran.

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved