Pengakuan Eksekutor Sindikat Maling Motor di Cirebon, Sekali Beraksi Dapat Rp 200 Ribu

Di hadapan petugas, IF mengaku mendapatkan Rp 200 ribu setiap kali menyerahkan sepeda motor hasil curian

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Ariek Indra Sentanu (kedua kiri), saat mengintrogasi IF dan  DM dalam konferensi pers di Mapolres Cirebon Kota, Jalan Veteran, Kota Cirebon, Sabtu (8/7/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Dua pemuda tampak hanya tertunduk saat konferensi pers di Mapolres Cirebon Kota, Jalan Veteran, Kota Cirebon, Sabtu (8/7/2023).

Mereka terlihat mengenakan kaus biru bertuliskan "Tahanan Satreskrim" di dada kanannya dan tangan kanan serta kirinya saling terborgol satu sama lain.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Ariek Indra Sentanu (kedua kanan), beserta jajarannya saat menunjukan sejumlah barang bukti yang disita dari sindikat maling motor dalam konferensi pers di Mapolres Cirebon Kota, Jalan Veteran, Kota Cirebon, Sabtu (8/7/2023).
Kapolres Cirebon Kota, AKBP Ariek Indra Sentanu (kedua kanan), beserta jajarannya saat menunjukan sejumlah barang bukti yang disita dari sindikat maling motor dalam konferensi pers di Mapolres Cirebon Kota, Jalan Veteran, Kota Cirebon, Sabtu (8/7/2023). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Baca juga: Satreskrim Polres Cirebon Kota Bekuk Sindikat Maling Motor, Dari Eksekutor Hingga Penadahnya

Rupanya, pemuda berinisial IF (18) dan DM (20) tersebut merupakan anggota sindikat maling motor dan keduanya berperan sebagai eksekutor.

Di hadapan petugas, IF mengaku mendapatkan Rp 200 ribu setiap kali menyerahkan sepeda motor hasil curian kepada penadah berinisial FU (20) yang diamankan bersamanya.

Warga Kota Cirebon itu biasa beraksi bersama DM untuk mencari mangsa, Bahkan, dalam kurun dua bulan terakhir mereka berhasil menggasak 12 unit sepeda motor di 12 lokasi berbeda.

"Hasilnya biasa dibagi dua dengan DM, rata-rata dapat Rp 200 ribu, karena harganya berbeda-beda sesuai jenis motor," ujar IF.

Namun, tak jarang DM pun turut berperan sebagai eksekutor untuk mencuri sepeda motor korban, sedangkan IF bertugas mengawasi situasi di sekitar lokasi.

Ia mengatakan, setiap beraksi selalu berbagi tugas dengan DM, yakni jika salah satunya mencuri sepeda motor maka yang lain akan memantau situasi.

"Kami bergantian untuk memetik (mencuri) motor, tapi saya lebih sering menjadi eksekutor, dan DM yang mengawasi situasi," kata IF.

Saat ditanya Kapolres Cirebon Kota, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengenai tipe sepeda motor yang paling sering dicurinya, IF secara tegas menjawab matik.

"Kalau matik lebih mudah, sehingga kemungkinan berhasilnya lebih besar, karena prosesnya lebih cepat, dan bisa langsung kabur," ujar IF.

Sementara Ariek menyampaikan, hingga kini masih mengembangkan kasus tersebut untuk memastikan kemungkinan TKP lain dari aksi para tersangka.

Sejauh ini, pihaknya baru menemukan 12 TKP pencurian sepeda motor di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon yang dilakukan sindikat itu.

"Saat ini, kami telah mengamankan dua eksekutor berikut seorang penadahnya, dan masih memburu penadah lainnya yang terlibat dalam sindikat ini," kata Ariek Indra Sentanu.

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved