Polemik Al Zaytun

Imam Supriyanto Ungkap Awal Berdirinya Al Zaytun: Program NII KW 9, Panji Gumilang Sebagai Presiden

Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Imam Supriyanto mengungkapkan bagaimana awal mula berdirinya

Kompas.com
Pendiri Al Zaytun Imam Supriyanto (Kanan) 

"(Panji Gumilang) Imam. Disebutnya imam. Imam ya semacam presiden. Gitu. Imam NII," tegasnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang saat memenuhi panggilan Bareskrim Polri terkait kasus dugaan penistaan agama, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2023)
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang saat memenuhi panggilan Bareskrim Polri terkait kasus dugaan penistaan agama, di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2023) (Kompas.com/Singgih)

Al Zaytun progam nasional NII Sedianya, lanjut Imam, Ponpes Al Zaytun menjadi program untuk komandemen wilayah 9.

Karena, Panji Gumilang menjadi imam atau presiden, maka ponpes tersebut menjadi program nasional dari NII.

"Tadinya program pendidikan ini hanya wilayah 9, karena Panji-nya naik ke atas jadi presiden, jadi imam, akhirnya Al Zaytun menjadi program nasional buat kami gitu," kata Imam.

"Saya kan bisa cerita karena saya pelaku. Dan saya salah satu menteri di kabinetnya Panji Gumilang. Nah itu latar belakang berdirinya Al Zaytun," tuturnya.

Imam lantas menyebutkan, sebagai lembaga pendidikan maka Al Zaytun berada di permukaan dan dikenal masyarakat.

Artinya, pergerakan ponpes tersebut berbeda dengan pergerakan NII yang bersifat 'bawah tanah' setelah organisasi tersebut dinyatakan terlarang sejak 1962.

Akhirnya, dirancang program di mana generasi yang menempuh pendidikan di ponpes tersebut bisa bergaul dengan publik nasional maupun internasional.

"Nah, ini kan pendidikan akan diciptakan generasi kita ini supaya bisa bergaul di pergaulan nasional, maupun internasional. Artinya dia harus tahu perangkat hukum, perangkat politik dan sebagainya, sistem yang ada di permukaan," tutur Imam.

 Dengan kata lain, NII merancang agar alumni Al Zaytun bisa masuk di semua aspek kehidupan.

Untuk memperkuat sistem pendidikan tersebut, disusunlah program "one pipe education system" yang berjenjang sejak pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

"Semua aspek. Dan kita buat program yang namanya one pipe education system. Dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Itu satu generasi itu (menempuh pendidikan) 20 tahun kalau enggak salah," ungkap Imam.

"Itu pak Panji yang buat. Karena dia yang memang bidangnya. Kira-kira seperti itu," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Ponpes Al Zaytun sedang menjadi sorotan publik lantaran sejumlah kontroversi.

Selain itu, umat Islam juga mempertanyakan sumber dana untuk membangun kompleks ponpes yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved