Ahli BMKG Daryono Minta Warga yang Bermukim di Pantai Rawan Tsunami untuk Siaga, Ada Apa?

Selain menuliskan perminataan siaga tsunami, Daryono juga mengunggah video dari akun @1secB4disaster yang menggambarkan bencana tsunami

Penulis: dedy herdiana | Editor: dedy herdiana
Twitter Daryono
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono meminta semua masyarakat yang tinggal di kawasan pantai rawan tsunami untuk siaga, Sabtu (17/6/2023). 

Pada sore hari tanggal 15 Juni 1896, komunitas di sepanjang pantai Sanriku di Jepang utara sedang merayakan hari raya Shinto dan kembalinya tentara dari Perang Tiongkok-Jepang Pertama . 

Pasca gempa kecil, tidak banyak yang dikhawatirkan karena sangat lemah dan banyak juga getaran kecil yang dirasakan pada beberapa bulan sebelumnya. 

Namun, 35 menit kemudian gelombang tsunami pertama menghantam pantai, diikuti gelombang kedua beberapa menit kemudian.

Kerusakannya sangat parah karena tsunami bertepatan dengan air pasang.

Sebagian besar kematian terjadi di Iwate dan Miyagi meskipun korban juga tercatat dari Aomori dan Hokkaido.

Kekuatan tsunami sangat besar: sejumlah besar korban ditemukan dengan tubuh yang patah atau anggota tubuh yang hilang. 

Seperti kebiasaan mereka setiap malam, armada penangkap ikan lokal semuanya berada di laut saat tsunami melanda.

Di laut dalam, gelombang tidak diperhatikan.

Namun saat mereka kembali keesokan paginya, mereka menemukan puing-puing dan mayat. 

Ketinggian gelombang hingga 9 meter (30 kaki) juga diukur di Hawaii.

Gelombang dahsyat itu menghancurkan dermaga dan menyapu bersih beberapa rumah. (*)

Baca juga: Gempa Terkini di Prancis M 4,9 Picu Kerusakan Menara Lonceng Gereja La Laigne, Ini Kata Ahli BMKG

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved