Idul Adha 2023

Kisah Haru Penjual Sapi di Tasikmalaya, Ade Memed: Bukan Sedih Lagi, Saya Menangis Semalaman

Ade Memed berkata, seumur-umur saya jual-beli sapi selama 30 tahun, sekitar tahun 2018 lalu, baru saya merasa hati saya hancur.

Editor: dedy herdiana
Tribun Priangan/Aldi MP
Ade Memed (60) penjual hewan kurban di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia mengungkapkan, bahwa dua pekan jelang Iduladha, harga sapi masih normal. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNCIREBON.COM, TASIKMALAYA - Jelang Idulkurban atau Idul Adha, hewan ternak sapi, domba, dan kambing mulai dicari oleh masyarakat, sehingga para penjual hewan ternak tersebut pun mulai aktif membuka lapaknya.

Akan tetapi, ada kisah haru yang tersembunyi di setiap penjualnya.

Salah satunya Ade Memed (60), penjual sapi warga asal Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang sudah melakukan jual-beli sapi selama 30 tahun.

"Seumur-umur saya jual-beli sapi selama 30 tahun, sekitar tahun 2018 lalu, baru saya merasa hati saya hancur. Sudah bukan sedih lagi, saya menangis semalaman," tuturnya kepada TribunPriangan.com pada Minggu (11/6/2023).

Suatu hari, sambungnya, Ade memelihara seekor sapi semenjak masih kecil. Ia bersama para pekerjanya merawat sapi tersebut setiap hari.

"Setiap hari saya mandikan, saya elus-elus. Bahkan setiap sakit pun saya obati pakai ramuan resep saya sendiri. Saya sikat juga 'kan itu badannya, yang ngurus (red: pekerja) juga begitu," jelas Ade.

Selama empat tahun, lanjutnya, sapi tersebut dirawat dengan baik dan hati-hati oleh dirinya dan pekerjanya.

"Sampai suatu hari, kira-kira itu tahun 2018 lah, ada seseorang yang mau beli sapi itu. Katanya, mau dijadikan kurban di salah satu pesantren di Kabupaten Tasikmalaya. Entah kenapa, saya langsung bengong mendengarnya," tutur Ade.

Sapi yang berbobot 8 kuintal tersebut dihargai Rp 75 juta oleh Ade, dan si pembeli tersebut segera menyetujuinya.

"Atuh, sapi dirawat dari sekecil itu, dijual saat 8 kuintal. Seumur-umur jualan sapi, saya lebih dari sayang ke manusia, entah kenapa saya merasa kasihan," lengkapnya.

Ade juga menuturkan, bahwa pada saat sapi itu hendak dibawa, ia menangis sejadinya dan lebih memilih untuk pergi menjauh. Bahkan, pekerjanya juga ikut menangis sampai tersedu-sedu.

"Waktu dinaikan ke truk, saya pergi ke bawah situ (red: menjauh), bahkan pekerja saya juga menangis sesenggukan. Yang membikin tambah hancur hati saya, saat mau berpisahnya juga, si sapinya juga menangis, benar-benar menangis. Ada air mata banyak sekali dari matanya," tutur Ade lirih.

Sampai kemudian, lanjutnya, si pembeli sapi tersebut mencoba untuk menceramahi Ade supaya tidak merasa sedih seperti itu.

"Katanya, relakan, karena sapi ini juga untuk kurban. Karena kalau untuk kurban juga menyembelihnya tertib. Pakai bismillah, pakai takbir. Relakan saja, insya Allah, mudah-mudahan nanti di alam sana bakal bertemu sapi itu lagi. Duh, di saat yang sama, air mata saya tidak terbendung. Pekerja saya juga ngagoak (red: menangis histeris)," lengkap Ade mengenang perpisahan dengan sapi kesayangannya.

Usai perpisahan dengan sapinya tersebut, Ade mengaku bahwa dirinya menangis semalaman sampai tidak bisa tidur.

"Setelah beberapa hari, si pembeli itu menghubungi saya. Katanya dagingnya banyak sekali. Bahkan, saya juga ditawari dagingnya. Aduh! Langsung saya tolak. Ampun, enggak tega. Enggak mau. Ah, lihatnya saja saya menangis," pungkas Ade.

Baca juga: Harga Sapi Kurban di Tasikmalaya 2 Minggu Jelang Iduladha, Ada yang Rp 15 Juta Per Ekor

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved