TKW Asal Majalengka Hilang Kontak 18 Tahun di Arab Saudi, Keluarga Harap Jokowi Turun Tangan

Satu keluarga di Desa Garawastu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka meminta Presiden RI Joko Widodo untuk turun tangan

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Orangtua Inah Sainah (40), TKW asal Desa Garaswatu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka yang sedang memperlihatkan foto anaknya yang bekerja di Arab Saudi. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Satu keluarga di Desa Garawastu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka meminta Presiden RI Joko Widodo untuk turun tangan mencari keberadaan dan memulangkan Inah Sainah (40), yang 18 tahun tanpa kabar usai bekerja sebagai TKW di Arab Saudi.

"Kepada pemerintah dan lembaga lainnya, terutama Bapak Presiden, Pak Gubernur dan Bupati Majalengka yang terhormat, kami keluarga mohon bantuannya, Pulangkan Inah dari Arab Saudi," ujar Kakak Ipar Inah, Komarudin (45) saat ditemui di Blok Rabu, RT.3/1, Desa Garawastu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka, Jumat (9/6/2023).

Foto Inah Sainah (40), TKW asal Desa Garaswatu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka yang bekerja di Arab Saudi, ditunjukkan orangtuanya, Jumat (9/6/2023).
Foto Inah Sainah (40), TKW asal Desa Garaswatu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka yang bekerja di Arab Saudi, ditunjukkan orangtuanya, Jumat (9/6/2023). (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Baca juga: TKW Asal Majalengka di Arab Saudi Hilang Kontak 18 Tahun, Ini Info Terakhir yang Diterima Keluarga

Kata Komarudin, satu keluarga khususnya orangtua Inah merindukan anaknya.

Inah sudah 18 tahun tanpa kabar.

Anak kedua dari pasangan Rumanta (70) dan Sa'i (65) itu sudah meninggalkan orangtuanya pergi ke Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga sejak tahun 2005 lalu.

Belasan tahun tak ada kabar, membuat orangtua khususnya sang ibu dari Inah menangis.

Terutama, saat momen lebaran Idulfitri tiba.

"Yang bikin kasihan, ini orangtua Inah tiap lebaran selalu menangis, mengingat anaknya yang tidak ada kabar sama sekali," ucapnya.

Dengan belum ada kabar kondisi dan keberadaannya, pihak keluarga juga kini mengaku hanya bisa pasrah.

Termasuk, apakah akan menggelar doa bersama khususnya tahlilan dengan belum ada kabarnya sang anak.

"Yang bingung juga, mau ditahlilkan kita gak tahu sudah meninggal atau tidak."

"Kalau tidak ditahlilkan ya gimana, bisanya cuma nangis-nangis saja selama 18 tahun," jelas dia.

Kini, setelah pihak keluarga melaporkan peristiwa yang dialami Inah kepada kepolisian dan pemerintah desa, diharapkan kabar Inah bisa diketahui.

"Harapannya sama keluarga, adik ipar saya maunya pulang, sudah tidak usah mikir yang macam-macam, keluarga sekarang mah maunya orangnya pulang."

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved