Beragam Respons Warga NU Majalengka Terkait Seruan Said Aqil Tak Bayar Pajak, Gegara Kasus MDS

Ini kata warga NU di Majalengka terkait ajakan tak bayar pajak dari Said Aqil.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
KH Dr Said Aqil Siradj. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat merespons adanya seruan Said Aqil yang mengajak untuk tidak membayar pajak.

Seperti diketahui, seruan itu dilontarkan Said Aqil saat mengomentari harta kekayaan ayah Mario Dandy Satrio (20), Rafael Alun Trisambodo yang disebut memiliki kejanggalan.

Said mengatakan, jika memang Rafael melakukan penyelewengan saat bekerja sebagai eselon III di Ditjen Pajak, maka dia meminta warga NU untuk tidak membayar pajak.

Menanggapi hal itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Majalengka, H Dedi Mulyadi memberikan komentarnya.

Menurutnya, apa yang disampaikan Said Aqil hanya sebatas kritikan terhadap pemerintah.

Hal itu guna menjadi perhatian serius pemerintah.

"Itu mah bentuk check sound (lontaran Said Aqil kritikan kepada pemerintah, supaya hal itu jadi perhatian serius)," ujar Dedi kepada Tribun, Rabu (1/3/2023).

Dedi mengungkapkan, kasus yang menimpa ayah dari terdakwa MDS jangan sampai menjadi kecemburuan nasional.

Mengingat, pajak merupakan kewajiban dasar masyarakat untuk ditaati.

Oleh karena itu, pemerintah harus menunjukkan sikap profesionalismenya dalam mengusut kasus oknum perpajakan tersebut.

"Jangan sampai jadi cemburu nasional kami dari nahdiyin dan masyarakat yang taat bayar pajak, kok, diselewengkan oknum ini pasti mengecewakan banyak orang."

"Demi kemaslahatan umat pemerintah harus serius berantas oknum perpajakan," ucapnya.

Kendati demikian, Dedi berpesan kepada warga NU di Majalengka agar dapat menafsirkan ajakan yang disampaikan Said Aqil.

Sekali lagi, perkataan tersebut sebatas mengkritik pemerintah.

"Sekali lagi itu hanya check sound (kritik pemerintah), ya kami di bawah harus pandai menafsirkan secara kontekstual," jelas dia.

Sementara, tanggapan berbeda dilontarkan Direktur NU-Care LAZISNU Majalengka, KH M Zaenal Muhyidin.

Zaenal justru menyetujui ajakan Said Aqil tersebut.

"Setuju (ajakan warga NU berhenti bayar pajak)," kata Zaenal.

Sebab, kata dia, pemerintah dinilai sudah tidak amanah.

Pasalnya, pajak yang seharusnya untuk membangun malah dikorupsi untuk kepentingan pribadi.

"Justru pajak tuh untuk membangun malah dikorupsi untuk kepentingan pribadi," ujarnya.

Baca juga: Respons PC NU Kota Bandung Terkait Seruan Syaid Aqil Siradj untuk Tidak Bayar Pajak

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved