Pergerakan Tanah di Majalengka

BREAKING NEWS: Pergerakan Tanah Melanda Leuwikujang Majalengka, Rumah Warga Retak hingga Miring

Pergerakan Tanah terjadi di Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Senin (2/1/2023)

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Kondisi rumah milik Raski, warga Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka yang mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah, Senin (2/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Pergerakan Tanah terjadi di Desa Leuwikujang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Senin (2/1/2023).

Pergerakan itu diduga disebabkan oleh kontur tanah yang labil pada kawasan tersebut.

Akibatnya, sebuah rumah warga milik Raski (50) di Dusun Sumurbandung mengalami kerusakan berupa keretakan pada bagian dinding hingga lantainya.

Baca juga: Mengingat Masa Kelam Bencana Pergerakan Tanah di Cigintung Majalengka, Kini Jadi Kampung Mati

Dinding-dinding rumah Raski tak lagi bisa berdiri tegak, melainkan menjadi miring.

Saat diwawancarai, Raski mengatakan, bahwa awal mula pergerakan tanah tersebut sudah terjadi sejak 3 tahun lalu.

Saat itu, sungai yang berada kurang lebih 30 meter di bawah rumahnya itu banjir hingga meluap hampir menyentuh rumahnya.

Namun rupanya, usai kejadian tersebut tanah di wilayahnya terus mengalami pergerakan hingga saat ini.

"Iya, rumah retak-retak begini. Beberapa dinding retak, bahkan rumah sudah miring 30 cm."

"Kejadiannya sebenarnya sudah lama 3 tahun terakhir lah, cuma makin hari makin bergerak, terakhir terjadi lagi minggu-minggu ini, bahkan semalam jam 3 pagi, lantai di ruang tengah kembali retak hingga berlubang kurang lebih 5 cm," ujar Raski kepada Tribun, Senin (2/1/2023).

Baca juga: Kisah Warga yang Rumahnya Rusak Akibat Pergerakan Tanah di Majalengka, Diberitahu Tetangga di Sawah

Meski kondisi rumahnya cukup memprihatinkan, Raski masih tinggal di rumah tersebut bersama istri, anak, menantu dan cucunya.

Tak ayal, ia merasa gundah ketika hujan disertai angin kencang menerpa pemukiman tempat tinggalnya.

"Takut mah pasti, khawatir gitu. Tapi ya mau gimana lagi," ucapnya.

Alasan Raski masih bertahan di rumah tersebut, yakni tak memiliki tempat lagi untuk bernaung.

Sehingga, mau tidak mau ia masih tinggal di kondisi rumah yang cukup membahayakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved