Gempa Bumi Cianjur
Pengungsi Gempa Cianjur Terpaksa Makan Wortel Busuk, Bupati Bantah Distribusi Bantuan Belum Merata
Pengungsi gempa Cianjur mengolah wortel busuk untuk dijadikan bahan makanan.
Ada 48 posko pengungsian yang ada di RW di ujung Kampung Pasir Ipis ini. Satu posko diisi oleh ratusan orang.
"Di daerah sini tidak punya lahan yang luas. Jadi jika ada lahan sedikit, ya di situ bisa didirikan tenda sementara. Makanya sekarang kita membutuhkan banyak terpal untuk keperluan pembuatan tenda," ujarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, para pengungsi tersebar di 325 posko pengungsian. Sebanyak 183 di antaranya adalah posko terpusat, sementara 142 lainnya adalah posko mandiri.
"Per hari ini jumlah pengungsi yang berhasil tercatat ada sebanyak 73.874 orang, dengan perincian 33.713 laki-laki, 40.161 perempuan, 92 disabilitas, 1.207 ibu hamil, dan 4.240 lansia," ujar Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, kemarin.
Tim pendataan gabungan dari unsur pemerintah, TNI/Polri dan perguruan tinggi, ujar Suharyanto, juga mencatat mencatat terdapat 62.628 rumah yang rusak.
"Dari jumlah tersebut, 27.434 rusak berat, 13.070 rusak sedang, dan 22.124 rusak ringan. Sedangkan sekolah yang rusak akibat gempa bumi itu ada sebanyak 398 bangunan," ujarnya.
Stok Bantuan
Ditemui di RSUD Cimacan, kemarin, Bupati Cianjur, Herman Suherman, membantah bahwa bantuan logistik untuk para pengungsi belum merata. Menurut Herman, distribusi logistik yang mereka salurkan untuk para korban gempa sebenarnya merata.
"Sebetulnya bukan tidak merata, tapi ada warga yang menyetok," kata Herman.
Saat meninjau lokasi pengungsian, Herman mengaku melihat beberapa warga menyetok atau menyimpan bantuan tersebut.
"Saya lihat barusan ada pengungsi yang menyimpan [bantuan] dan sebagainya, sementara masih ada warga lain yang menerima sedikit," ujarnya.
Hal inilah, kata Herman, yang menyebabkan distribusi logistik kurang merata.
"Saya cek semuanya sudah menerima bantuan. Cuma masih ada yang banyak dan masih ada yang sedikit," ujarnya.
Hal lain yang menyebabkan masih kurang meratanya bantuan, ujar Herman, masih banyaknya warga yang "berwisata" di lokasi bencana. Itu membuat jalur distribusi dilanda kemacetan dan itu menyebabkan distribusi logistik untuk para korban terhambat jarena jalanan terkena macet.
"Itu memang saya cek ada wisata-wisata bencana alam. Yang datang dari mana-mana, saya imbau, kasihan warga yang membutuhkan sembako," kata Herman. "Ngangkut barangnya susah, macet dan sebagainya. Itu datang dari mana-mana sekadar ingin melihat," ujarnya.