Menengok Tradisi Maulid Nabi di Kertawinangun Cirebon, Ritual Pencucian Kayu Mati Buyut Perbatang
Ritual itu merupakan pelal atau puncak rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw atau puncak tradisi Maulid Nabi di Desa Kertawinangun, Cirebon
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: dedy herdiana
"Tradisi ini biasa diikuti ratusan warga dari wilayah Cirebon dan sekitarnya. Mereka percaya kayu ini mempunyai karomah tersendiri," kata Raden Suparja.
Bahkan, sejumlah warga yang berkerumun di balik tembok bata merah yang mengitari kolam tampak menaburkan bunga ke arah kolam sebelum ritual dimulai.
Saat kayu mati Buyut Perbatang tersebut diangkat juga tidak sedikit warga yang terlihat berebut mengambil air dari kolam tersebut.
Air kolam yang tampak keruh dan kecoklatan tampaknya tidak mengurangi antusiasme warga untuk mengambilnya, karena dipercaya mengandung berkah.
"Rangkaian ritual ini dilanjutkan arak-arakan benda pusaka dari Balai Desa Kertawinangun menuju Situs Balong Keramat Tuk Pangeran Mancur Jaya," ujar Raden Suparja.
Suparja menyampaikan, arak-arakan itu dilaksanakan pada Sabtu malam mulai pukul 19.00 WIB, dan diakhiri peletakan kayu mati Buyut Perbatang ke dasar kolam.
Dalam arak-arakan yang disebut sebagai panjang jimat itu akan membawa sejumlah benda pusaka peninggalan Pangeran Mancur Jaya, Pangeran Jaka Tawa, dan Pangeran Matangaji.
"Sedikitnya terdapat 17-an benda pusaka yang diarak, di antaranya, si kober, trisula, golok warangan, pendil sewu, kujang dan lainnya," ujar Raden Suparja.