Sudah Dapat BLT BBM, Lapak Jualan Mang No Pun Laris Manis Karena Gencarnya Demo Buruh di Majalengka
Mang No, sapaannya, bahkan sudah beberapa kali membeli persediaan dagangannya, seperti es batu, air mineral hingga kopi karena laris dibeli pendemo
Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) milik Mang No (60) di samping Gedung DPRD Majalengka laris manis.
Pria lanjut usia itu ketiban untung karena dagangannya banyak diserbu saat ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Majalengka (Geram) demo penolakan kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di depan Gedung DPRD Majalengka.
Baca juga: Tak Mampu Beli BBM? Massa Buruh Dorong Motor ke DPRD Majalengka saat Demo Tolak Kenaikan Harga BBM

Mang No, sapaannya, bahkan sudah beberapa kali membeli persediaan dagangannya, seperti es batu, air mineral hingga kopi karena laris dibeli para pendemo.
"Ya Alhamdulillah laris manis, gak biasanya kalau hari biasa mah. Sudah beberapa kali saya beli es lagi untuk pembeli yang memesan minuman dingin," ujar Mang No kepada Tribun, Kamis (15/9/2022).
Meski tidak ikut demontrasi, Mang No mengaku pro terhadap semua tuntutan ratusan massa yang menolak kenaikkan harga BBM tersebut.
Namun, ia juga khawatir, jika lapak dagangannya yang terlalu dekat dengan peserta aksi ikut terdampak jika terjadi kericuhan.
"Ya takut sebenarnya (kalau ada kericuhan). Tapi Alhamdulillah selama ini, Majalengka mah aman, saya sudah sering mengikuti aksi-aksi begini," ucapnya.
Menurutnya, harga kebutuhan pokok di pasar tradisional pun mulai naik saat harga BBM mengalami kenaikkan.
Sebut saja harga telur dari yang biasanya di bawah Rp 30 ribu hingga minyak goreng.
"Harga rokok juga naik Rp 2 ribu di sejumlah merek," jelas dia.
Ada sedikit untungnya, lanjut Mang No, bahwa dirinya mendapat jatah bantuan sosial BLT BBM, namun tetap saja masih bisa menutupi segala kebutuhan yang hampir semua harganya naik.
Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Berlanjut di Indramayu, Ratusan Buruh dan Tani Tuntun Motor

Sejak membuka lapak pukul 08.00 WIB bersama istrinya, Mang No sudah mendapat pemasukan sekitar Rp 500 ribu.
Tak seperti biasanya, Mang No hanya mampu menjual dagangannya sampai Rp 200 hingga Rp 300 ribu.