Terminal Tipe A Kertawangunan Jadi Lapak Pameran Hari Jadi ke-524 Kuningan, Pegawai Angkat Bicara

Kawasan Terminal Tipe A Kertawangunan yang dijadikan lapak pameran pembangunan Hari Jadi ke-524 Kuningan ini akan berdampak pada kelancaran lalu linta

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Ahmad Ripai
Sejumlah bus parkir sebelum berangkat di Terminal Tipe A Kertawangunan - Kuningan, Selasa (22/12/2020). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kawasan Terminal Tipe A Kertawangunan yang dijadikan lapak pameran pembangunan Hari Jadi ke-524 Kuningan ini akan berdampak pada kelancaran lalu lintas kendaraan umum yang keluar-masuk.

"Dengan adanya pameran pembangunan di terminal, jelas berdampak pada ketertiban dan kelancaran kendaraan angkutan umum. Apalagi zona pemberhentian bus jurusan kota besar," kata Endang, pegawai Kementerian Perhubungan yang bertugas di Terminal Kertawangunan saat memberikan keterangan kepada TribunCirebon.com, Selasa (30/8/2022).

Endang menjelaskan, kawasan terminal berada di bawah tanggung jawab Kementerian Perhubungan ini secara kinerja itu bersifat vertikal.

Baca juga: Angkot di Majalengka Ogah Masuk Terminal Cigasong, Ternyata Ini Penyebabnya

Apapun kegiatan di Terminal. kata Endang, pimpinan di Kemenhub harus mengetahui.

"Namun jelang pelaksanaan kegiatan pameran pembangunan ini, saya yang bertugas di lapangan saja tidak mengetahui. Tidak ada pemberitahuan melalui lisan atau tulisan, namun soal itu baiknya pimpinan kami yang menjelaskan lebih rinci," katanya.

Endang mengatakan, ia bertugas melaporkan situasi dan kondisi di Terminal ini, termasuk laporan kendaraan angkutan.

"Ya tugasnya melaporkan keadaan lapangan atau tentang kendaraan angkutan ini ke kementerian perhubungan. Jadi, meski seragam kita sama dengan Dinas Perhubungan Kuningan, namun kebijakan kerja itu masing - masing tidak harus sama," katanya.

Endang menjelaskan, soal dampak dari kegiatan pameran pembangunan pada ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Secara otomatis kendaraan angkutan itu tidak semua masuk ke Terminal Tipe A ini, melainkan mereka akan kembali ke pool atau tempat-tempat yang dianggap sebagai lokasi strategis mengumpulkan penumpang.

"Untuk bus Luragung itu akan kembali ke pool, tapi selain bus Luragung itu saya juga tidak tahu. Sebab, bus selain Luragung itu biasanya banyak di terminal dan ngetem (menunggu penumpang) untuk kemudian bertolak ke kota tujuan sesuai jurusan dan trayeknya," katanya.

Kisruh lapak di tempat yang akan dijadikan pameran pameran pembangunan Hari Jadi Kuningan membuat Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy ini angkat bicara. Dalam keterangan yang diterima TribunCirebon.com, politisi yang akrab disapa Zul itu mengaku prihatin atas kejadian ini.

"Padahal tiga minggu yang lalu saat ada audiensi ke dewan, kami sudah mengingatkan baik kepada direktur PDAU maupun kepada Ketua PHBN agar bersikap tegas menyikapi masalah lapak. Karena melihatnya itu bisa terjadi keributan seperti yang berlangsung saat ini, namun Direktur PDAU itu seperti mau lepas tangan karena masalah lapak di luar kegiatan pameran di luar kewenangan dan seolah olah tidak tau menahu," ungkap Zul kepada wartawan, Selasa (30/8/2022).

Padahal menurut Nuzul Rachdy, idealnya  manajemen outdoor itu berfungsi di lingkungan lapak pameran pembangunan. Sebab itu merupakan hajat warga Kuningan. 

Sehingga dalam pelaksanaannya, Pameran Pembangunan dan kios kios yang berjualan itu jelas bagian yang tidak terpisahkan dari kemeriahan pameran.

"Dan PDAU yang ditugaskan oleh pemerintah daerah harus mengintegrasikan dari dua kepentingan ini, jangan justru dilakukan pembiaran," katanya.

Gejolak dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-524 Kuningan ini kata Zul menunjukkan PDAU tidak siap menghadapi event pameran yang insidental seperti ini. 

"Kayak meragukan kepemimpinan Direktur PDAU untuk mengelola usaha PDAU selanjutnya. Ini adalah tes kinerja pertama Direktur PDAU hasil seleksi Pasca mundurnya direktur sebelumnya," katanya.

Dugaan bentrok perebutan lapak pameran pembangunan Hari Jadi ke 524 Kuningan mendapat penjelasan dari Abidin, Ketua Komunitas Warrior saat ditemui di kawasan Terminal Tipe Kertawangunan, Kuningan.

"Sebenarnya kemarin itu tidak ada bentrok. Kami hadir di lokasi lapak pameran pembangunan ini, untuk meluruskan zona antara P3MI dengan zona pameran yang dikelola PDAU," kata Abidin mengawali perbincangan live FB TribunCirebon.com, Sabtu (27/8/2022).

Abidin menjelaskan, keterlibat dalam pelurusan zona di kawasan Terminal Tipe A sebagai lapak pameran pembangunan Hari Jadi ke 524 Kuningan. Tentu berdasarkan kesepahaman dengan PDAU (Perusahaan Daerah Anek Usaha) dalam melangsungkan kegiatan pameran pembangunan Hari Jadi Kuningan.

"Ya, kehadiran kami itu mendapat restu Pak Bupati untuk kerjasama dengan PDAU, dalam melakukan pengelolaan kegiatan pameran pembangunan Hari Jadi Kuningan. Jadi, bentrok atau perebutan lapak itu tidak ada dan ini sudah selesai di lerai oleh Bupati juga Kapolres," katanya.

Secara legalitas, kata Abidin mengungkap bahwa pada Hari Senin (30/8/2022) itu akan dikeluarkan surat resmi dari PDAU tentang keberadaan dan tugas di lapangan.

"Ya secara legalitas tertulis. Nanti hari Senin besok, PDAU akan bikin suratnya kepada kita, tentang kerjasama kegiatan pameran pembangunan Hari Jadi Kuningan. Sebab, dalam beberapa tahun sebelumnya, kegiatan ini sering kami lakukan secara kebersamaan dengan pihak penyelenggara juga," katanya.

Muncul dugaan jual beli lapak di lokasi Pameran Pembangunan Hari Jadi Kuningan? Abidin membenarkan bahwa setiap kegiatan itu pasti harus mengeluarkan biaya. Meski pun dalam kegiatan itu bersumber dari APBD.

"Meski dalam kegiatan pameran pembangunan Hari Jadi Kuningan ada Anggaran APBD. Jual beli lapak itu sudah bukan rahasia umum lagi, sebab fasilitas itu harus dibayar dan pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 10 hari kedepan," katanya. 

Menyinggung hasil peleraian yang di mediasi oleh Bupati Kuningan H Acep Purnama dan Kapolres AKBP Dhany Aryanda, kata Abidin mengaku bahwa dalam pertemuan itu dibuktikan dengan pembuatan pernyataan untuk menjaga kondusifitas lingkungan dan berdasarkan pelaksanaan teknis.

"Kami (Warrior) itu mengatur pada lapak yang berada dibawah tanggungjawab PDAU dan P3MI itu hanya seputar pedagang dan wahana permainan anak (Orsel) saja," katanya.

Berita sebelumnya, fenomena dugaan rebutan lapak pameran pembangunan Hari Jadi ke 524 Kuningan, membuat pengusaha wisata angkat bicara. "Seharusnya tidak terjadi apa itu rebutan lapak untuk kebutuhan pameran pembangunan Hari Jadi ke 524 Kuningan. Sebab, hari jadi Kuningan itu hari raya warga Kuningan dan hari bahagia," kata Gugun salah seorang pengusaha wisata sekaligus owner Pondok Cai Pinus dan Cai Morry Saraeland di Palutungan, Kuningan, Sabtu (27/8/2022).

Gugun menilai kegiatan pameran pembangunan Kuningan sangat baik untuk kalangan masyarakat. Sebab selain memiliki daya dongkrak nilai ekonomi, juga berkesan pada nilai pendidikan dan keterbukaan tentang pemerintahan kabupaten Kuningan.

"Dengan adanya kegiatan pembangunan itu sangat baik. Satu sebagai fasilitas dalam mendongkrak nilai ekonomi dan kedua itu, sebagai wahana pendidikan. Kenapa? selama pameran pembangunan itu semua kegiatan warga dan pemerintah guyub dalam memeriahkan hari jadi Kuningan," ujarnya.

Kemudian, masih kata Gugun berharap kepada pihak panitia penyelenggara ini lebih bijak dalam melakukan pengaturan di lapangan. Sehingga, dugaan keributan terjadi pada dua kelompok berbeda itu muncul dan menghebohkan jagat Kuningan.

"Pada dasarnya, panitia penyelenggara harus bijak dalam mengeluarkan aturan main untuk kegiatan pameran pembangunan. Ingat! Jangan sampai ada siapapun itu terlibat dalam kerugian di momen hari jadi Kuningan seperti saat sekarang," katanya.

Disamping itu, kata Gugun menambahkan, ideal panitia penyelenggara juga melakukan koordinasi dengan sejumlah pengusaha wisata. Sebab, pelaksanaan kegiatan Hari Jadi ke524 Kuningan ini, salah satu media dalam mega promo bagi daerah di mata wisatawan atau para calon pelancong.

"Terlepas dengan kejadian seperti ini, Bicara Hari Jadi Kuningan itu bukan milik perorangan atau kelompok tertentu. Artinya, semua kalangan berpotensi itu harus di libatkan, demi Kuningan lebih maju dan sejahtera. Baik dari sektor pendidikan, ekonomi dan sosial lingkungan," katanya.

Sekedar informasi, jelang pembangunan lapak pameran Hari Jadi ke 524 Kuningan, dua kelompok terlibat bentrok hingga berhasil di lerai Kapolres AKBP Dhany Aryanda dan Bupati Kuningan Ha Acep Purnama.

Data terhimpun, dua kelompok bentrok di lokasi lapak pembangunan di kawasan Terminal Tipe A Kertawangunan itu masing - masing Pengurus Persatuan Pedagang Pasar Malam Indonesia (P3MI) yang berseteru dengan komunitas Warior Kuningan.

"Betul, bentrok terjadi itu ada penyerobotan lapak yang dilakukan oleh Warrior. Padahal, kami (P3MI) sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan PDAU sebagai panitia penyelenggara pameran pembangunan tersebut," kata Manaf yang juga pengurus P3MI Kuningan menjelaskan kepada TribunCirebin.com, saat live Facebook TribunCirebon.com, Sabtu (27/8/2022).

Manaf menduga penyerobotan lapak yang dilakukan oleh Warrior, usi diketahui oleh Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU). Sebab dalam tindakan di lokasi itu jelas pihak PDAU seolah melakukan pembiaran terhadap aksi kelompok Warrior tersebut.

"Bentrokan terjadi, kami menduga PDAU bermain atau keberatan dengan komitmen yang di bangun dengan kelompok Warrior.

Padahal secara legalitas, itu P3MI memiliki hak dalam melakukan pengelolaan lapak pameran dan tindakan kami atas kesepakatan dengan PDAU yang di saksi DPRD Kuningan usai rapat bersama," katanya.

Beredar foto peleraian yang dilakukan oleh Bupati dan Kapolres Kuningan, kata Manaf membenarkan bahwa ini peleraian untuk menciptakan kondusifitas lingkungan. Meski demikian, pertemuan peleraian itu tidak menyurutkan semangat P3MI untuk berpartisipasi dalam kegiatan pameran pembangunan tersebut.

"Ya meski sudah di lerai oleh Kapolres dan Bupati, kami tetap berusaha sesuai dengan kapasitas P3MI. Usaha kami itu jelas, berjualan di setiap event pasar malam dan pengelolaan lapak itu kami gratiskan, sebab semua yang terlibat dalam usaha kami koordinir itu anggota P3MI," katanya.

Menyoal dengan dugaan bisnis lapak hingga jutaan, kata Manaf membenarkan bahwa lapak pameran pembangunan itu di perjualbelikan. Satuan lapak yang di jual kepada peserta pameran itu seharga Rp 9 juta. "Untuk lapak pameran yang di jual itu benar. Harga per lapak itu sebesar Rp 9 juta. Lapak di jual itu kepada peserta yang dari SKPD, UMKM dan produk swasta lainnya," katanya.

Kebijakan jual beli dilakukan itu, kata Manaf menyebut merupakan wilayah kerja panitia penyelenggara, yakni PDAU dan panitia penyelenggara dari unsur pemerintah. "Untuk jual beli lapak, itu tanggungjawab PDAU dan panitia peringatan hari besar dari unsur pemerintah," katanya.

Terlepas itu, Manaf mengemuka dalam pelarian yang dilakukan Kapolres Kuningan AKBP Dhany Aryanda dan Bupati Kuningan H Acep Purnama berharap bahwa pelaksanaan pameran pembangunan ini tetap menciptakan kondusifitas lingkungan. "Hasil peleraian itu, Bupati dsn Kapolres minta untuk menjaga kondusifitas lingkungan saja," katanya.

Terpisah Dirut PDAU Kuningan, Hj Heni Susilawati enggan memberikan komentar terkait hal tersebut. Terbukti saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya itu tidak mengangkat sama sekali. (*) 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved