Keraton di Cirebon

Mengulas Naskah Kuno Cirebon yang Menceritakan Perjalanan Seorang Dewi dan Peperangan

Naskah kuno Cirebon tersebut terbuat dari kulit kayu (dluwang) dan berangka tahun 1825 M (18 Zulhijrah 1825).

Editor: dedy herdiana
Kemdikbud
Naskah kuno Cirebon 

TRIBUNCIREBON.COM - Sebuah naskah kuno Cirebon yang menceritakan tentang perjalan seorang Dewi dan diakhirnya diceritakan tentang peperangan berhasil diiventarisasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.

Naskah kuno Cirebon tersebut terbuat dari kulit kayu (dluwang) dan berangka tahun 1825 M (18 Zulhijrah 1825).

Naskah kuno ini ditulis dalam aksara Jawa, berbahasa Jawa dialek Cirebonan.

Ha;amannya berjumlah 134 lembar (halaman selanjutnya hilang).

Naskah kuno Cirebon
Naskah kuno Cirebon (Kemdikbud)

Alat tulis yang digunakan untuk menulis naskah ini adalah pena dan pensil.

Dilansir Tribuncirebon.com dari Kemdikbud, cerita dalam naskah ini kemungkinan telah disadur ulang.

Hal tersebut dapat dilihat dari kata pengantar penulisnya yang menyatakan bahwa ia menulis ulang cerita tersebut bukan karena Bujang Gisakti tidak digemari tetapi karena setelah penggemar membaca Bujang Gisakti merasa hatinya lebih terang.

Baca juga: Mengenal Sosok Panglima Keraton di Cirebon yang Punya Teman Setia Seekor Katak

Bentuk cerita dalam naskah kuno ini terdiri dari delapan Sekar Macapat atau Sekar Alit, yakni Kinanti, Sinom, Asmaradhana, Dandanggula, Pangkur, Durma, Pucung, dan Megatruh.

Selain terdapat satu Sekar Macati atau Sekar Tengah, yaitu Mijil.

Disebutkan pulan bahwa latar belakang cerita pada naskah kuno itu adalah masa Kesultanan Mataram abad 18 M, yakni pada masa pemerintahan Hamangkurat (Amangkurat).

Naskah ini menceritakan kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir, terutama daerah timur Pulau Jawa, yakni Blambangan dan Segara Anakan.

Baca juga: Ada 4 Keraton di Cirebon atau 5 Keraton? Ini Sejarah Ringkas Tentang Peninggalan Kerajaan Cirebon

Tokoh utama dalam cerita ini bernama Dewi Ratnawati, yang melakukan perjalanan dengan diiringi oleh dua pengawal setianya yang bernama Garuda dan Kocara.

Pada bagian akhir naskah yang masih tersisa, dikisahkan tentang peperangan dengan orang-orang Majapahit.

Demikian ulasan singkat tentang naskah kuno Cirebon yang diungkap BPCB  Banten tersebut, sayangnya tidak disebutkan naskah kuno Cirebon tersebut merupakan koleksi keraton di Cirebon yang mana. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved