Kasus Brigadir J

Jenderal Bintang 2 Kena Prank Ferdy Sambo, Benny Mamoto Marah Disebut Membela Mantan Kadiv Propam

Kini Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto mengaku tertipu oleh skenario Irjen Ferdy Sambo soal kasus pembunuhan Brigadir J.

Editor: Mumu Mujahidin
Tangkap layar Youtube ILC
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto saat hadir di ILC, Selasa (17/11/2020). Kini Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto mengaku tertipu oleh skenario Irjen Ferdy Sambo soal kasus pembunuhan Brigadir J. 

"Pak Benny kan jenderal yang ditempatkan di Kompolnas, lembaga yang terhormat, untuk mendengar aspirasi masyarakat terhadap kinerja polisi. Pak Benny ini bukan jubir polres," sindir Rosi.

"Kewenangan Kompolnas itu terbatas, bukan seperti Komnas HAM. Komnas HAM punya kewenangan penyelidikan," ujar Benny Mamoto.

"Kalau menurut saya bukan itu soalnya. Kenapa Kompolnas di kasus yang sangat besar ini, justru Kompolnas menjadi humas Polres Selatan dalam hal ini ingin membela Sambo? " tanya Rosi.

"Kesan itu mungkin muncul di masyarakat. Tapi kami dari Kompolnas selalu berada di posisi netral. Kami hanya bisa klarifikasi, soal jawabannya kemudian bohong, dia dimutasi," ucap Benny Mamoto.

Baca juga: Aneh Gerak-gerik Brigadir J dan Putri Candrawathi Disorot Pakar, Heran dengan Tuduhan Pelecehan

Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto saat hadir di ILC, Selasa (17/11/2020). Benny menyebut 37 orang itu juga disebutkan masih aktif sebagai anggota FPI ketika terlibat terorisme.
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto saat hadir di ILC, Selasa (17/11/2020). Benny menyebut 37 orang itu juga disebutkan masih aktif sebagai anggota FPI ketika terlibat terorisme. (Tangkap layar Youtube ILC)

Sudah terlambat, menurut Rosi, pembelaan yang dilayangkan Benny Mamoto terkait kasus Brigadir J kini sudah tidak ada artinya.

Sebab akibat ucapan Kompolnas itu, almarhum Brigadir J sempat dapat citra buruk.

Meski kini, tuduhan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi itu terbukti tidak benar.

"Kerusakan itu sudah terjadi. Harusnya bapak sebelum melakukan rilis, harusnya bapak mendengarkan dulu keluarga. Bahkan bapak sudah langsung turun dalam kesimpulan sama seperti versi Sambo, Polres, ada pelecehan seksual terhadap seorang almarhum. Tega banget pak," ungkap Rosi.

"Saya ketika dimintai tanggapan oleh media, tentunya harus merujuk pada sumber resmi, dari Polri. Soal nanti rilis itu tidak benar, ada risiko. Ketika saya mengutip ini dan saya diserang, itu risiko saya," timpal Benny Mamoto.

"Berarti selama ini kita harus bisa tidak perlu percaya kepada Kompolnas, karena Kompolnas hanya ingin menyadur dari sumber resmi, yang mana sebenarnya itu kebohongan. Berarti, kalau Kompolnas bicara, tidak perlu percaya pada kami?," tanya Rosi.

"Ini kesimpulan sepihak," respon Benny Mamoto.

Menyayangkan sikap Benny Mamoto yang gegabah mengumumkan hasil rilis dari Polres Jaksel tentang informasi hoax kasus Brigadir J, Rosi gamang.

Ia mengaku tak percaya jika Benny Mamoto yang notabene adalah seorang jenderal, bisa ditipu oleh bawahannya yakni Kombes Pol Budhi Herdi Susianto terkait kasus Ferdy Sambo.

"Pak Benny Mamoto, orang banyak tahu, sudah malang melintang di dunia kepolisian, menjadi anggota densus anti teror, lama sebagai serse, banyak mengungkap kasus pembunuhan besar. Kok bisa dibohongi sekelas AKBP," sentil Rosi.

Baca juga: Deolipa Yumara Minta Bayaran Rp 15 Triliun Usai Pencabutan Kuasa Sepihak Sebagai Pengacara Bharada E

"AKBP malah," pungkas Benny Mamoto.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved