Sosok
Pieter Sambo Ayah Ferdy Sambo, Jenderal Polisi Bintang 2 yang Pernah Batal Jadi Kapolri
Nama Pieter Sambo menjadi perbincangan setelah kasus yang menimpa sang putra, Irjen Ferdy Sambo menyita perhatian publik.
Dari sekitar 20-an rangkaian pertemuan terjadwal, dalam 6 tahun, sebagian besar selalu di teras samping RS Luramay, di samping pusat kulakan GORO, Panakkukang.
Di teras rumah sakit itulah dia banyak menceritakan, kisah, pengalaman, suka duka menjadi perwira polisi, dan tentang kerabat dan keluarganya.
Awalnya, kira-kira tiga pertemuan, dia selalu memperkenalkan diri sebagai pengusaha.
Saya percaya, sebab dia tahu detail dan lika-liku ekonomi nasional, dan teknis transaksi di bank.
Ternyata, saat pensiun itulah dia mengambil kredit di bank BUMN tertua di Indonesia, Rp 500 juta untuk membangun rumah sakit.
Saat krisis moneter menerpa negeri, rumah sakitnya hampir kolaps.
Beruntung dia masuk daftar program restrukturisasi pinjaman dan awal tahun 2000, manajemen rumah sakit itu selamat.
Rumah sakit itu dikelola sangat profesional dan taat pajak.
Tahun 2007, saat anak kedua saya lahir, Abiy Saad Isdar lahir, dia hanya pasrah saat manajemen rumah sakit hanya bisa memberi diskon 20 persen, kala itu belum ada BPJS.
“Itu sudah potongan harga maksimal.”
Sebagai bintara intelijen polisi, dia sangat pandai menyamarkan diri.
Namun dalam sebuah pertemuan makan malam di lobi depan Losari Beach Hotel, identitasnya terkuak.
Pistol yang disimpan di kaos kakinya terjatuh.
Saat itulah, dia memperkenalkan dirinya sebagai purnawirawan jenderal polisi bintang dua.
Dia menceritakan kedekatannya dengan mantan panglima ABRI (1983-1988) Jenderal LB Moerdani.