Sosok
Pieter Sambo Ayah Ferdy Sambo, Jenderal Polisi Bintang 2 yang Pernah Batal Jadi Kapolri
Nama Pieter Sambo menjadi perbincangan setelah kasus yang menimpa sang putra, Irjen Ferdy Sambo menyita perhatian publik.
Sosok itu saya temukan pada Mayor Jenderal (Pol) Pieter Sambo.
Itulah juga kenapa saya memilih profesi jadi pramugara dan advokat setelah meraih gelar sarjana.
Saya masih ingat penampilannya.
Baju dan celanannya selalu licin tersetrika.
Dari jarak 10 meter, sepatu sol tinggi mengkilap, berbalut rim atau kepala sleve yang juga selalu di-brazzo.
Belakangan aku tahu, kenapa dia selalu memilih sepatu kulit bersol tinggi, sebab potongan dan postur tubuhnya sangat pas-pasan untuk ukuran militer polisi era Orde Baru.
Tidak tinggi, gempal berotot, berkulit bersih, pokoknya necis.
Sekali-kali kedua tangannya dimasukkan dalam saku celananya, dengan senyum khas lalu kepala menggangguk itu ciri khas yang selalu saya kenang dari Om Piet.
“Rapi itu adalah kesan pertama sekaligus karakter,” katanya suatu waktu.
Perkenalan saya dengan Pieter Sambo boleh disebut tanpa sengaja.
Saat itu, dia tengah merintis upaya mengubah apotik yang dikelola istrinya, menjadi klinik kesehatan ibu dan anak di Makassar.
Belakangan, karena rumah sakit spesialis ibu dan anak masih minim di ibu kota provinsi, mimpinya naik dari klinik ke rumah sakit.
Rumah sakit itu dia persembahkan khusus untuk istrinya yang juga seorang dokter anak.
Kini sang istri, dr Lauritha Sambo P SPA, masih menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Luramay, Makassar.
Di momen dia merintis rumah sakit itulah perkenalan awal kami.