Keraton di Cirebon

INTIP Tradisi Selametan Bubur Suro di Keraton Kanoman dan Lingkungan Warga Cirebon, Masih Eksis Kah?

Patut disyukuri, tahun 2021, acara tradisi Selamaten Bubur Suro berdasarkan dari berbagai sumber masih bisa dilaksanakan di Keraton Kanoman.

Editor: dedy herdiana
Ist/disbudpar.cirebonkota.go.id
Bubur Suro yang biasa disajikan pada Selametan Bubur Suro di Keraton Kanoman. 

"Bubur ini biasa dibuat pada 10 Sura, diambil dari kisah Nabi Nuh, di mana saat itu semua orang kafir meninggal dan tinggal Nabi Nuh dan pengikutnya yang ada di dalam kapalnya yang selamat. Sisa makanan di sana dicampur-campur agar cukup untuk dimakan semua," kata ujar juru kuncen Museum Pangeran Pasarean, R Hasan Ashari (53), saat ditemui di Kelura, Kamis (30/9/2018).

Dari sisa makanan yang ada di kapal tersebut dibuatlah Bubur Sura seperti saat ini.

Bubur Sura juga biasa disajikan dengan ati, oreg tempe, sambal, dan kerupuk. Rasanya gurih dan sangat lembut di mulut.

Inti dari peringatan pembuatan bubur tersebut adalah agar manusia dapat bergotong-royong, tolong menolong, dan saling mengasihi terhadap orang yang tidak mampu.

Tahun ini, di Museum Pangeran Pasarean khusus membuat Bubur Sura sebanyak satu kuintal.

Semua bahan-bahannya didapatkan dari sumbangan warga sekitar. Dibuatnya pun masih menggunakan kayu bakar.

"Dari 11 kuali ini pembuatan bubur baru setengah kuintal dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB," kata seorang warga, Dasmi (60), sembari mengaduk bubur.

warga membuat bubur suro di Cirebon tahun 2018 lalu.
warga membuat bubur suro di Cirebon tahun 2018 lalu. (Dok. Tribunjabar.id)

Persiapan pembuatan bubur sendiri dimulai sejak dua hari sebelum pelaksanaan, mulai dari pengupasan bumbu, penyediaan kayu, dan membersihkan beras.

"Ini sengaja dibuat banyak karena semakin tahun antusias masyarakat yang ingin menyumbangkan hartanya semakin banyak. Pengunjung juga semakin banyak setiap tahunnya," kata R Hasan Ashari.

Peringatan Bubur Sura itu juga biasa diperingati dengan memberikan santunan kepada anak yatim, salawatan, hingga pengajian. (*)

Baca juga: Sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon, Sempat Diwarnai Adanya Ketagangan Antara Banten dan Mataram

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved