Kota Mariupol Mirip Neraka, 400 Ribu Warga Kelaparan Dibombardir Rusia Selama 48 Jam Tanpa Henti

Kota Mariupol dibombardir Rusia 48 jam tanpa henti, sementara 400 ribu penduduknya yang tidak bisa mengungsi mulai kelaparan dan berebut makanan.

Penulis: Adi Sasono | Editor: Adi Sasono
Tangkapan Layar Video
Bom Rusia dilaporkan telah menghancurkan sebuah rumah sakit anak-anak dan bersalin di Mariupol, Rabu (9/3/2022). 

TRIBUNCIREBON.COM - Sebanyak 400 ribu warga Mariupol, kota selatan Ukraina, laksana terjebak di neraka karena serangan udara tanpa jeda dari Rusia.

Mengutip laporan Aljazeera, Jumat (11/3/2022), serangan rudal Rusia terjadi setiap 30 menit. "Neraka selama dua hari" begitu media milik Qatar ini menggambarkan kondisi kota pelabuhan ini.

Tidak ada satupun warga sipil yang bisa keluar dari kota neraka itu karena militer Rusia sudah mengepung dari segala penjuru dan terus menembakkan rudal.

Palang Merah Internasional, seperti dikutip dari MailOnline, menyebutkan tidak ada lagi pasokan makanan, minuman dan obat dari luar akibat pengepungan itu.

Baca juga: Rusia Mengebom Kota Mariupol Setiap 30 Menit Sekali, Situasinya Benar-benar Horor

Kondisi ini diperparah oleh ribuan mayat yang tidak terurus dan bergelimpangan di berbagai tempat termasuk di jalanan. Palang Merah memperkirakan ada 1.207 mayat.

Menurut Palang Merah, kelangkaan makanan dan minuman itu membuat warga saling berebut makanan yang tersisa, karena toko-toko sudah kosong karena isinya habis dijarah.

Sasha Volkov, perwakilan Palang Merah di Mariupol, mengungkapkan pasar gelap masih menyediakan makanan, tetapi hanya sayuran.

Untuk memenuhi kebutuhan air, warga mulai mencairkan salju. Tetapi air dari salju tidak mencukupi karena banyak bayi tidak mendapatkan makanan.

"Kami mulai sakit karena udara lembab dan dingin," kata Volkov. "Obatan obatan sangat sulit didapat, khususnya untuk pasien diabetes dan kanker. Mau bagaimana lagi, memang stoknya tidak ada," katanya.

Serhiy Orlov, wakil wali kota Mariupol, mengaku tidak tahu berapa banyak warganya yang terbunuh dalam serangan militer Rusia itu. "Pokoknya, kami hanya mengambil yang kami temukan di jalanan," katanya.

Baca juga: Bom Rusia Hancurkan Rumah Sakit di Mariupol, Zelensky Tuding Putin Mau Genosida Ukraina

Petugas pemakaman mengangkut mayat-mayat menggunakan truk, ditimbun begitu saja di kuburan massal yang digali sepanjang 80 meter.

Dalam 48 jam terakhir, Mariupol mengalami setidaknya delapan kali serangan udara besar. Akibatnya, upaya memasukkan bantuan dari luar kota pun gagal total. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved