Dikabarkan Marah Besar, Putin Sudah Pecat 8 Jenderal Tak Becus, Gagal Taklukkan Ukraina Secepatnya

Presiden Vladimir Putin marah besar dan memecat 8 jenderal Rusia dan salahkan intelijen Rusia karena gagal menaklukkan Ukraina dalam waktu cepat.

Penulis: Adi Sasono | Editor: Adi Sasono
Twitter
Sejumlah tank Rusia luluh lantak saat memasuki medan perang Ukraina. 

TRIBUNCIREBON.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan sudah memecat 8 jenderal Rusia yang dinilai tidak becus dan gagal menaklukkan Ukraina dalam waktu singkat.

Kabar yang belum terverifikasi ini disampaikan Oleksiy Danilov, kepala dewan keamanan Ukraina, di saat Rusia mulai menggerakkan lagi mesin perangnya yang tertahan di sekitar ibu kota Kiev, Jumat (11/3/2022).

Kata Danilov, pemecatan itu dipicu kemarahan Putin pada FBS, dinas rahasia Rusia, atas kegagalan mengumpulkan informasi intelijen yang valid.

Tumpulnya informasi intelijen Rusia itulah yang dianggap sebagai biang keladi kekalahan militernya di awal aksi militernya.

Menurut Danilov, pemecatan delapan jenderal itu sudah terjadi sejak awal invasi saat tujuan serangan kilat tidak membuahkan hasil akibat perlawanan militer Ukraina yang di luar perkiraan.

Baca juga: Kota Mariupol Mirip Neraka, 400 Ribu Warga Kelaparan Dibombardir Rusia Selama 48 Jam Tanpa Henti

"Jadi sekarang kami punya gambaran lebih jelas soal rencana yang dipunyai musuh," kata Danilov.

"Mereka melakukan perubahan kecil sejak awal perang, yang mereka kira bisa selesai 2-3 hari dan bisa masuk Kiev. Ternyata itu tidak terjadi, dan tak akan pernah," kata Danilov.

Rusia, kata Danilov, merombak kepemimpinan militer. "Sekitar 8 jenderal dipecat karena tidak menyelesaikan tugas. Sekarang yang baru sudah ditunjuk," katanya.

Komentar Pakar Inggris

Putin marah kepada para pejabat FBS yang pernah dipimpinnya karena memberikan informasi intelijen bahwa Ukraina lemah, dipenuhi kelompok neo-Nazi dan akan menyerah dengan mudah.

Dikutip MailOnline, Philip Ingram, pakar keamanan dan mantan pejabat senior intelijen Inggris, menyebut Putin benar-benar geram dan menimpakan kesalahan pada para pejabat intelijen Rusia.

"Ia (Putin) menyalahkan mereka memberikan informasi keliru yang berujung kesalahan mengambil keputusan," kata Ingram.

Kesalahan mengambil keputusan itu mengakibatkan jatuhnya korban di pihak Rusia lebih banyak daripada yang diperkirakan dan mengulur waktu aksi menjadi dua pekan.

Baca juga: Rusia Umumkan Negara-negara yang Memilih Memusuhinya Pascaserangan ke Ukraina, Ini Daftarnya

Keputusan keliru yang diambil itu antara lain, militer Rusia memperkirakan perlawanan ringan Ukraina sehingga tidak mengerahkan dukungan kuat pada serangan-serangan awal.

Kenyataannya, perlawanan Ukraina sangat keras sehingga jatuh korban cukup banyak di pihak Rusia.

Cukup sulit mendapatkan angka yang mendekati kebenaran. Namun, Ukraina yakin telah menewaskan 12.000 personel Rusia. Angka lebih rendah disajikan Eropa, yaitu antara 6.000 - 9.000. Sedangkan AS memperkirakan angka itu di kisaran 3.000 personel.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved