Salah Satu Hewan Yang Dilindungi Mati di Kawasan Gunung Ciremai, BTNGC Kuningan Temukan Kerangkanya
Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menemukan kerangka hewan yang diduga sebagai hewan Surili.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai menemukan kerangka hewan yang diduga sebagai hewan Surili.
Dugaan itu diperkuat dengan temuan fakta-fakta yang terkumpul di lokasi penemuan kerangka tersebut.
"Iya benar, petugas kami menemukan kerangka Surili di Blok Sangiag Ropoh di kawasan Gunung Ciremai.
Hasil daripada peneliti tim, kematian Surili hingga menyisakan kerangka itu akibat lanjut usia atau sekitar umur lebih 20 tahun," ungkap Teguh Setiawan sekaligus Kepala BTNGC Kuningan saat di konfirmasi via ponselnya, Rabu (2/3/2022).
Teguh menegaskan, peristiwa kematian Surili akibat lanjut usia itu adalah kematian alami. Hal ini tidak berpengaruh terhadap populasi.
"Kemudian untuk Surili mati tersebut ditemukan diketinggian 2000 MDPL (Meter Dari Permukaan Laut) atau sekitaran Blok Sangiang Ropoh. Terus untuk kerangka Surili itu memiliki panjang tubuh 56 centimeter dan panjang ekor 62 centimeter," ujarnya.
Baca juga: Jelang Perkawinan Slamet Ramdhan Macan Tutul Gunung Ciremai, Kepala BTNGC Ungkap Begini
Keberadaan Surili di habitat Gunung Ciremai itu masuk ke dalam hewan dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 7 tahun 1999 dan masuk kategori spesies terancam punah (Endangered) oleh international union for conservation of nature (IUCN) tahun 2020.
"Perlu diketahui untuk Surili itu merupakan hewan di lindungi dan itu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Kemudian spesies itu termasuk hewan punah dan berdasarkan IUCN tahun 2000," ujarnya.
Berdasarkan kegiatan monitoring populasi surili di tahun 2021 di seksi Majalengka dan seksi Kuningan atau di 14 site monitor itu terpantau kehidupan Surili tersebut.
"Untuk struktur umur, Surili di kawasan Gunung Ciremai itu terbagi dalam golongan anak ada sebanyak 14 ekor, Surili Muda ada sebanyak 35 ekor dan Surili dewasa ada sekitar 56 ekor, dengan begitu jumlah total yang perjumpaan sebanyak 105 ekor," katanya.
Mengenai karakter dalam habitatnya, Kata Teguh mengemuka bahwa Surili itu seperti sudah hukum alam dalam hidup dan aktifitasnya berkelompok, kemudian kebiasaan dalam kelompok tersebut ada satu pemimpin kelompok alias mandah.
"Dimana pemimpin kelompok akan bersaing antar individu dikelompoknya sendiri, dalam persaingan tersebut itu akan bekelahi bahkan sampai mati kalau tidak mati yg kalah akan tersisihkan oleh kelompok sehingga dia soliter atau menyendiri sampai mati," katanya. (*)