Rusia Serang Ukraina
Sejoli di Ukraina Nikah di Tengah Ledakan Bom, Pengantin Ini Langsung Angkat Senjata Lawan Rusia
Sejoli di Ukraina menikah di tengah ledakan bom dari Rusia, pengantin baru langsung angkat senjata untuk membela negaranya
Stasiun kereta penuh sesak dengan warga yang berusaha meninggalkan negara itu, dengan petugas melepaskan tembakan untuk mengendalikan kerumunan.
Presiden Zelenskyy tetap menentang, menolak untuk meninggalkan Kyiv, meskipun mengklaim bahwa dia adalah target musuh "nomor satu" Rusia.
Ia telah memposting sejumlah pesan televisi selama dua hari terakhir, mengkhawatirkan keselamatan keluarganya, tetapi bersikeras dia akan tetap di ibu kota.
Dia bahkan dilaporkan menolak tawaran dari Presiden AS Joe Biden untuk mengevakuasinya dengan aman dari Ukraina.
"Pertarungan ada di sini; saya butuh amunisi, bukan tumpangan", menurut seorang pejabat senior intelijen Amerika yang mengetahui langsung percakapan tersebut."
Tapi ketakutan mulai tumbuh di Kyiv setelah pasukan Rusia mulai turun di 'lingkaran dalam' kota pada dini hari Sabtu (26 Februari).
Tembakan artileri terdengar merobek ibu kota saat video serangan rudal yang mengerikan di gedung-gedung perumahan muncul.
Pada hari Jumat, tentara Chechnya sekutu Rusia bergabung dalam pertempuran ketika video dan gambar muncul untuk menunjukkan mereka siap di hutan Ukraina siap untuk bertempur di garis depan.
Para prajurit yang tangguh akan menjadi salah satu aset paling mematikan Rusia, dengan sebanyak 10.000 dikerahkan untuk mengubah pertempuran menjadi pertumpahan darah.
Baca juga: Foto-foto Presiden Ukraina Berpakaian Militer Viral, Zelensky Disebut Ikut Berperang, Ini Faktanya
27 Negara Siap Bantu
Sebanyak 27 negara, termasuk Inggris, negara-negara Eropa lainnya, dan AS, telah setuju untuk memberikan lebih banyak senjata, pasokan medis, dan bantuan militer lainnya ke Ukraina dalam memerangi invasi Rusia.
Sky News melaporkan Sabtu (26/2/2022), bahwa Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, baru saja menyelenggarakan konferensi donor bantuan militer, yang diadakan secara virtual.
Dua puluh lima negara siap membantu dan setuju untuk berkontribusi. NATO juga diwakili.
Selain itu, dua negara lain yang tidak dapat mengikuti konferensi tersebut secara terpisah menyatakan akan memberikan dukungan.
Bantuan tersebut meliputi bantuan amunisi, senjata anti-tank dan senjata anti-udara, dan bantuan medis.
