Rusia Serang Ukraina

INI Sosok yang Paling Diburu Rusia Selain Presiden Ukraina Zelensky, Tak Akan Dibiarkan Lolos

mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Ukraina, Alexander Turchynov, yang dianggap Rusia sebagai penjahat perang.

Penulis: Adi Sasono | Editor: Machmud Mubarok
FOTO:AFP PHOTO/UKRAINIAN PRESIDENTIAL SERVICE
Alexander Turchynov, 25 November 2018, saat berbicara pada media soal krisis di Semenanjung Krimea. 

TRIBUNCIREBON.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sudah mengakui dirinya menjadi target nomor satu untuk dibunuh Rusia, sedangkan keluarganya nomor dua.

Namun masih ada satu tokoh lagi di pemerintahan Ukraina yang tak kalah penting dan incaran utama Rusia.

Sosok itu adalah mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Ukraina, Alexander Turchynov, yang dianggap Rusia sebagai penjahat perang.

Kantor berita Rusia, Pravda, Jumat (25/2/2022), mengutip sumber di Kementerian Pertahanan Rusia, menyebutkan, seluruh tentara Rusia, khususnya aparat intelijen, diperintahkan untuk tidak membiarkan Turchynov kabur dari Ukraina.

Baca juga: TAKTIK Baru Tentara Rusia Menyamar Pakai Seragam Ukraina, Begini Nasibnya Saat Ketahuan

Diketahui, politikus berusia 57 tahun yang kini memimpin Partai Solidaritas Eropa, pernah menjabat sebagai pejabat sementara presiden Ukraina dari Februari sampai Juni 2014.

Saat menjabat itulah, tepatnya pada April 2014, Turchynov memerintahkan dimulainya operasi antiteroris di Donbass. Yang menjadi sasaran operasi itu adalah kelompok pro-Rusia yang ingin memerdekakan diri.

Beberapa waktu lalu, Turchynov mengakui bahwa dia pada Maret 2014 memerintahkan penggunaan senjata di Krimea, namun tidak ada yang menggubris perintahnya.

Ia juga mengaku dengan sengaja memerintahkan pasukan Ukraina mengebom bandara Donetsk.

Menurut Pravda, pada November 2021, bahkan Presiden Zelensky pun menganggap Turchynov lah yang harus bertanggung jawab atas kekalahan Ukraina di Krimea, sehingga semenanjung itu sekarang dikuasai Rusia.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa dirinya adalah 'target nomor satu' Moskow saat pasukan Rusia merebut pabrik Chernobyl dan maju ke ibukota Kyiv.

Volodymyr Zelenskyy berjanji untuk tinggal di Kyiv saat pasukannya bertempur melawan militer Rusia yang bergerak maju menuju ibu kota dalam serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Rusia telah meluncurkan invasi melalui darat, udara dan laut pada hari Kamis (24/2/2022) menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin.

Diperkirakan 100.000 orang melarikan diri saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Zelenskyy mengatakan, 137 orang tewas dalam serangan di hari pertama.

Ukraina mengatakan, Rusia bertujuan untuk merebut Kyiv dan menggulingkan pemerintah, yang dianggap Putin sebagai boneka AS.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved