Belasan Kerbau Mati Mendadak di Kuningan

Belasan Kerbau Mati Mendadak bagi Warga Masih Menjadi Teka-teki: Sebelumnya Sehat Bugar Tidak Sakit

heboh belasan kerbau mati mendadak yang menimpa peternakan di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, masih menjadi teka-teki bagi warga

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Dok. UPTD Pusat Kesehatan Hewan Kecamatan Ciawigebang
Sejumlah hewan ternak kerbau yang masih hidup usai diperiksa dokter hewan di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat. Dok. UPTD Pusat Kesehatan Hewan Kecamatan Ciawigebang 

Aris yang juga Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan di Kecamatan Ciawigebang, mengaku langsung bergegas ke lokasi kejadian kematian masal pada hewan ternak warga.

"Sebenarnya kematian kerbau hingga berjumlah belasan itu sejak hari Senin kemarin. Dari informasi masuk hingga saat sekarang, kami terus melakukan pengawasan terhadap perkembangan hewan ternak warga tersebut," katanya.

ILUSTRASI: 19 ekor ternak kerbau mati tersambar petir di Dusun II, Desa Urutan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Senin (19/8/2019) dan menjadi tontonan warga. Selain kerbau, seorang warga juga tewas karena petir di saat yang sama.
ILUSTRASI: 19 ekor ternak kerbau mati tersambar petir di Dusun II, Desa Urutan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Senin (19/8/2019) dan menjadi tontonan warga. Selain kerbau, seorang warga juga tewas karena petir di saat yang sama. (Dok Polres Tapteng/Tribun-Medan.com)

Hingga sekarang ini dikatakan Aris, pihaknya terus melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Selama melakukan pengawasan, lanjut dia, da beberapa sampel yang dijadikan bahan penelitian.

"Untuk sampel dalam melakukan penelitian, kenapa kerbau ini bisa mati dan yang mati banyak, kami mengambil sampel dari lingkungan habibat kerbau dan beberapa hal pendukung lainnya," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Belasan Kerbau di Kuningan Mati Mendadak, Warga Geger, Kepala Desa Pun Bingung

Selain mengambil sampel pendukung dari habitat kerbau, kata Aris, juga mengambil unsur kotoran yang masih di dalam perut kerbau hidup.

"Untuk pengambilan sampel sebagai bahan penelitian. Kami mengambil dari kotoran yang berada di dalam perut Kerbau. Sebab untuk mengambil sampel daging kerbau mati itu tidak ada, karena pemilik sudah menguburnya langsung," katanya.

Adapun hasil penelitian dalam sampel tadi, dugaan sementara terjadi kematian hewan ternak warga itu, akibat dari pakan atau rumput liar yang banyak mengandung cairan hingga membuat kerbau atau hewan pemakan rumput itu kembung.

"Kesimpulan sementara akibat adanya kematian kerbau warga, kami menduga dari pakan yang tersedia di lingkungan habibat kerbau tersebut," katanya.

Terlebih bisa diketahui bersama, jumlah kerbau petani di desa setempat itu terbilang hidup di alam bebas.

"Betul, kerbau warga memang hidup di alam bebas dan sulit saat mengontrol jenis rumput apa yang menjadi pakan hingga di makan itu kerbau," katanya.

Sebelumnya dikabarkan, belasan kerbau milik warga di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, mati mendadak.

Peristiwa belasan kerbau mati mendadak itu langsung geger menyedot perhatian dan perbincangan warga sekitar.

"Betul Kang, kabar kerbau mati mendadak terjadi. Jumlahnya ada sekitar 16 ekor dengan bobot kerbau bermacam-macam," kata Diki salah seorang warga setempat, Kamis (27/1/2022).

Peristiwa yang membuat gempar warga setempat, kata dia mengaku bahwa kejadian ini menimbulkan keanehan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved