Voice of Baceprot

Voice of Baceprot Mainkan Nada-nada Pentatonik Sunda, Disambut Teriakan Penonton Metal Prancis

Voice of Baceprot memainkan satu part yang berisi instrumentalia dengan nada-nada Pentatonik Sunda. Lagu yang diawali dengan dentuman bass Widi

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok

TRIBUNCIREBON.COM, RENNES - Voice of Baceprot atau VoB, band metal tiga perempuan berhijab asal Garut, sukses mengguncang panggung festival musik keras di Trans Musicales 2021 di Rennes, Prancis

Salah satu yang membuat penonton bergembira adalah ketika Marsya, Widi, dan Siti, memainkan lagu lawas milik Metallica, Enter Sandman. 

Ketika intro bass diriingi gebukan drum yang khas muncul, sontak penonton langsung berteriak-teriak. Mereka pun melakukan moshing. 

Tak hanya lagu Enter Sandman, Voice of Baceprot pun memainkan lagu milik band idola mereka, Rage Agains The Machine. 

Uniknya, Voice of Baceprot memainkan satu part yang berisi instrumentalia dengan nada-nada Pentatonik Sunda. Lagu yang diawali dengan dentuman bass Widi dengan nada khas Parahyangan itu mengalun di tengah-tengah hingar bingar penonton. 

Baca juga: Voice of Baceprot Gebrak Publik Belanda, Buka Tur Eropa dengan Lagu School Revolution

Marsya meminta penonton untuk tidak ribut ketika Widi memainkan senar-senar bass pentatonik.

Dentuman bass dengan teknik slap itu disambut dengan petikan gitar Marsya juga dengan nada-nada pentatonik Sunda. Lalu gitar Marsya pun meraung diiringi gebukan drum  Siti.

Dalam tayangan yang diunggah akun Iman Abdurahman di YouTube, disebutkan bahwa bagian instrumentalia itu diambil dari TV France yang menayangkan show Voice of Baceprot.

Panggung di Trans Musicales itu merupakan panggung ke empat di tiga negara. Sebelumnya Voice of Baceprot tampil di Partonaat Harleem dan Vera Club, Groningen, Belanda, dan Botanique Belgia.

Saat manggung di Rennes, Voice of Baceprot mengenakan pakaian  spesial yang memakai unsur tenun ikat dari  Garut, Jawa Barat.

Dalam keterangan di laman Facebook ofisial Voice of Baceprot, disebutkan bahwa tenun ikat tradisional Garut itu masih eksis.

"Pakaian yang kami kenakan untuk penampilan kami di Trans Musicales 2021 di Rennes, Prancis memamerkan unsur etnis tenun ikat dari Garut, Jawa Barat. Meski tidak setenar produk kulitnya, kampung kami Garut juga memiliki tenun ikat tradisional sendiri yang masih bisa memegang sendiri dibandingkan dengan rekan-rekannya di seluruh Indonesia.

Sayangnya, ada benarnya tradisi lama ini terlupakan selama beberapa waktu karena banyak pengrajin dan pengrajin beralih dari warna-warni ke monokrom tenun untuk dijual kepada pengrajin batik di kota-kota lain.
Baru-baru ini tenun ikat Garut mulai memikat sekali lagi karena pola tradisional dengan warna khas yang unik membuat kembali, sambil memamerkan sentuhan modern kepada mereka. Dirangkai seluruhnya dengan menggunakan tenun tenun, prosesnya yang panjang berarti bahwa maksimum dua meter kain hanya dapat diproduksi per hari.

Kami sangat senang mengenakan pakaian ini. Selain menyoroti kedahsyatan tenun ikat tradisional Garut, juga mengingatkan kita tentang asal kita.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada AmetDistri karena telah mendesain pakaian dan Awanis Arifiani + Amalia Effendi untuk penataannya".

Malam ini, Rabu 8 Desember 2021, Voice of Baceprot akan kembali manggung di  Belgia, tepatnya di L'Entrepot Kota Arlon. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved