Pemilihan Calon Panglima TNI Memanas Ancam Soliditas Internal TNI, LHKPN Jenderal Andika Disinggung

Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam memberikan pendapat terkait bursa calon Panglima TNI yang semakin memanas.

Editor: Mumu Mujahidin
(TRIBUNNEWS Irwan Rismawan/KOMPAS.com Hadi Maulana)
KSAD Jenderal Andika Perkasa (kiri) dan KSAL Laksamana Yudo Margono (kanan). 

TRIBUNCIREBON.COM - Pergantian Panglima TNI semakin dekat mengingat Marsekal Hadi Tjahjanto akan segera memasuki masa pensiun.

Situasi semakin memanas jelang pergantian Panglima TNI, bukan hanya soal siapa calon kuat pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto saja, terjadi dukung mendukung calon yang tidak sehat.

Hal itu disampaikan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam yang memberikan pendapat berbeda terkait bursa calon Panglima TNI yang semakin memanas.

Kalau pihak lain membeberkan prediksi siapa calon Panglima TNI selanjutnya, Arif justru mengkhawatirkan soliditas di internal TNI.

Arif juga menyinggung sedikit terkait keterlambatan KSAD Jenderal Andika Perkasa yang baru melaporkan LHKPN.

KSAD Jenderal Andika Perkasa (kiri) dan KSAL Laksamana Yudo Margono (kanan).
KSAD Jenderal Andika Perkasa (kiri) dan KSAL Laksamana Yudo Margono (kanan). ((TRIBUNNEWS Irwan Rismawan/KOMPAS.com Hadi Maulana))

Arif mengatakan, situasi memanasnya bursa calon Panglima TNI jelas tidak menguntungkan bagi TNI karena bisa mengancam soliditas internal. 

Selain itu, bisa juga memicu terjadinya disintegrasi bangsa dan hal tersebut berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Jabatan Panglima TNI memang tidak lepas dari variabel politik. Meski kita sadar TNI adalah institusi yang dilarang untuk berpolitik praktis," ujar Arif, kepada wartawan, Selasa (19/10/2021).

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Kegaduhan Pemilihan Panglima TNI, Soliditas TNI Jadi Taruhannya'

Masalahnya, kata dia, yang berhak mengangkat Panglima TNI adalah pejabat yang lahir dari proses politik yakni Presiden.

Baca juga: Reaksi Yudo Margono Disebut Calon Kuat Panglima TNI, karena Jenderal Andika Bakal Duduki Jabatan Ini

 
Karena itu, pemilihan Panglima TNI muncul dukung mendukung termasuk dari DPR.

Meski demikian, Arif menilai proses tersebut masih dalam situasi terkendali. 

"Yang perlu dijaga adalah menjaga soliditas internal TNI agar tetap solid. Tapi setelah terpilih TNI harus satu komando, siapapun Panglima TNI-nya," paparnya. 

Dengan demikian, Arif menyebut hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi Panglima baru.

Disini juga akan membuktikan rekam jejak karakter kepemimpinan masa lalu Panglima, apakah selalu solid di internalnya atau sebaliknya.

Arif mengakui, pada sisi lain, pemilihan Panglima TNI kali ini juga menunjukkan bahwa aturan belum sepenuhnya diikuti oleh para pejabat.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved