Tradisi Rebo Wekasan di Utara Majalengka Masih Terjaga, Lakukan Salat Tolak Bala dan Bikin Kue Apem
Tradisi turun temurun dilakukan warga Kabupaten Majalengka Utara saat memasuki hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Lurah Dusun Kaputren, Yahya mengatakan, tradisi tersebut sudah berjalan cukup lama, sejak zaman leluhurnya dulu.
Lewat gotong royong, mereka beramai-ramai membuat apem, untuk kemudian dibagi-bagikan kepada warga.
"Ini tradisi yang sudah turun temurun dari orang tua kami. Ya dari dulu juga, modalnya dari urunan, sedekah warga sekitar untuk kemudian dibagi-bagikan lagi kepada warga lagi," jelas Yahya.
Dalam setiap peringatan Rebo Wekasan, lanjut dia, tidak kurang dari 1 kwintal beras yang terkumpul untuk membuat kue apem di dusunnya itu.

"Jadi dari beberapa hari sebelum pelaksanaan teh, warga sudah datang membawa beras, gula, kelapa dan lain-lain. Bahkan begitu masuk bulan Safar, sudah ada yang nanya kapan Rebo Wekasan. Padahal kan sudah pasti waktunya, hari Rabu terkahir bulan Safar," katanya.
Baca juga: Ini Bacaan Niat Salat Sunah Rebo Wekasan Lengkap dengan Doa-doa Tolak Bala Beserta Terjemahannya
Di Kabupaten Majalengka sendiri, khususnya wilayah Utara Majalengka, tradisi membuat kue apem sudah mulai dilakukan sejak pekan pertama masuk bulan Safar.
Minggu (3/10/2021) kemarin, pemuda di Desa Bantarwaru berinisiatif menggelar Festival Apem.
Dalam festival itu, selain membuat apem dengan melibatkan berbagai kalangan, termasuk remaja, diisi juga dengan diskusi dengan tema seputar kue apem.