Begini Reaksi Teroris Saat Sejumlah Bahan Bom Mother of Satan Diledakkan di Gunung Ciremai
Pengakuan mengejutkan datang dari salah satu warga yang diajak kepolisian ke lokasi penemuan. Ialah Parman (46), warga Blok Malarhayu, Desa Bantaragu
Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Ada tujuh warga yang diajak polisi untuk menemukan lokasi disimpannya bahan peledak atau bahan Bom The Mother of Satan milik teroris Imam Mulyana.
Warga tersebut berasal dari Blok Malarhayu, Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka yang mana pemukiman terdekat dari lokasi penemuan.
Imam Mulyana sendiri saat ini masih ditahan polisi.
Dialah orang yang menunjukkan adanya bahan bom berdaya ledak tinggi di kaki Gunung Ciremai yang disiapkan untuk teror di Indonesia.
Namun, pengakuan mengejutkan datang dari salah satu warga yang diajak kepolisian ke lokasi penemuan.

Ialah Parman (46), warga Blok Malarhayu, Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka
Parman mengaku, Imam kelihatan tak takut saat bahan peledak dimusnahkan.
Bahkan, saat yang lain harus menutup telinganya dengan tangan, Imam kelihatan tenang.
"Yang lain mah tutup telinga, termasuk polisi. Tapi teroris nya mah engga. Saya menyaksikan langsung karena saya ikut ke sana (lokasi penemuan bahan peledak)," ujar Parman kepada Tribun, Rabu (6/10/2021).
Parman mengatakan, pencarian bahan peledak sendiri dilakukan selama dua hari.
Hari pertama dilakukan pada Kamis sore dan dilanjutkan pada Jumat pagi (30-1/9-10/2021).
Saat penemuan, Parman menyampaikan, bahwa bahan peledak disimpan di berbagai jenis botol dan bungkusan jenis plastik lainnya.
"Yang diledakkan menurut informasi yang saya terima itu 5 Kg, dari 35 Kg yang ditemukan. Sisanya dibawa polisi mungkin diamankan, termasuk si terorisnya langsung dibawa lagi," ucapnya.

Sementara, Kepala Dusun Malarhayu, Desa Bantaragung, Udi (45) mengatakan, paska penemuan bahan peledak di wilayahnya, Udi akan lebih intensif memperhatikan orang asing yang datang ke wilayahnya.
Khususnya, kepada orang yang dianggap mencurigakan dengan membawa barang-barang yang tak lazim.
"Iya, saya juga sudah mengatakan kepada warga agar lapor jika ada orang yang datang, tapi tidak dikenal. Ini bentuk antisipasi saja, agar tidak terjadi lagi ditemukannya bahan peledak di desa kami," jelas dia.
Diberitakan sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menemukan bahan peledak Triaceton Triperoxide Aseton Peroksida (TATP) seberat 35 Kg di Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat pada Jumat (1/10/2021) lalu.
Diketahui, bahan peledak itu dimiliki oleh Imam Mulyana (31) yang merupakan narapadina teroris Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang ditangkap 2017 lalu.
Namun, baru Oktober 2021 ini, Imam baru mengakui pernah menyimpan bahan baku peledak seberat 35 Kg yang disembunyikan di Gunung Ciremai.
Hal itu diakuinya usai menjalankan ikrar untuk sumpah setia kedaulatan NKRI dan Pancasila.
Penyimpanan bahan peledak yang dikenal sebagai The Mother Of Satan karena ledakannya yang dahsyat itu berada di Kaki Gunung Ciremai wilayah Majalengka.
Baca juga: Ngeri Banget, Bom Mother of Satan Meledak di Gunung Ciremai, Terdengar Sampai 10 Kilometer
Baca juga: Kisah Warga yang Diajak Polisi Datangi Lokasi Bahan Peledak di Kaki Gunung Ciremai: Awalnya Gak Tahu