Banyak TKW Ilegal Berakhir Tragis, SBMI Indramayu Ungkap Cara Daftar TKW yang Sesuai Prosedural
SBMI Indramayu pun sudah membuat skema pendaftaran PMI yang aman dan resmi sebagai panduan bagi masyarakat yang hendak bekerja ke luar negeri.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Diperkirakan ada banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW yang berangkat secara ilegal ke berbagai negara penempatan.
Di Kabupaten Indramayu sendiri, diperkirakan ada sebanyak 5 ribu lebih PMI yang berangkat melalui jalur tidak resmi tersebut per bulannya.
Berangkatnya Calon PMI melalui jalur unprosedural itu, mayoritas dikarenakan ketidak tahuan.
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu pun sudah membuat skema pendaftaran PMI yang aman dan resmi sebagai panduan bagi masyarakat yang hendak bekerja ke luar negeri.

Skema ini melalui jalur private to private berdasarkan UU RI Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan PMI.
Ketua SBMI Indramayu, bagi Calon PMI sebaiknya melakukan pendaftaran melalui pemerintah desa, jangan melalui sponsor atau calo.
"Nantinya dari pemerintah desa akan menyampaikan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) bahwa di desa ini ada Calon PMI yang siap diberangkatkan ke luar negeri," ujar dia kepada Tribuncirebon.com di Sekretariat SBMI Cabang Indramayu, Jumat (24/9/2021).
Masih disampaikan Juwarih, Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) pun seharusnya menyerahkan data perusahaan atau majikan luar negeri mana saja yang memerlukan tenaga kerja ke Disnaker.
Jangan justru, P3MI merekrut sponsor untuk menjaring tenaga kerja ke pelosok-pelosok desa.
Sehingga, data soal perusahaan yang mencari tenaga kerja dan calon pekerja bisa terpusat datanya di Disnaker.
Baca juga: TKW Indramayu Sakit Parah di Irak, Ingin Pulang Tapi Harus Bayar Ganti Rugi, Minta Tolong Jokowi
"Sehingga nanti para Calon PMI ini bisa diberangkatkan oleh perusahaan yang memiliki izin dan sesuai dengan negara penempatan yang resmi," ujar dia.
Termasuk saat tiba di luar negeri nanti, tujuan utama Calon PMI harus datang dahulu ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) negara penempatan masing-masing.
Lanjur Juwarih, jangan justru mendatangi agen. Hal ini agar semua PMI di luar negeri bisa terdata.
Sehingga bilamana ada permasalahan, pemerintah dapat dengan mudah membantu PMI yang bersangkutan.
Juwarih menilai, skema pendaftaran Calon PMI ini sangat aman dan bakal menekan perekrutan secara unprosedural yang selama ini masih marak terjadi.
SBMI Indramayu pun akan mendesak pemerintah daerah mengimplementasikan skema tersebut secara menyeluruh.
Mengingat, Indramayu menjadi lumbung pengiriman PMI ke berbagai negara penempatan.
Baca juga: Sambil Teteskan Air Mata, TKW Indramayu di Irak Buat Video Minta Tolong ke Jokowi, Lagi Sakit Parah
Ia pun optimis, berbagai persoalan yang selama ini dihadapi para PMI dapat ditekan dan mereka bisa bekerja dengan semestinya.
"Karena selama ini penempatan Calon PMI tidak melibatkan pemerintah di bawah, sehingga para perekrut bisa dengan mudah memberangkatkan Calon PMI secara unprosedural," ujar dia.
Diminta Uang Ganti Rugi
Rokaya (40) Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu sakit parah di Arbil, Irak.
Ia juga ditahan majikan tidak boleh pulang dan harus bekerja.
Hal tersebut disampaikan Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Jumat (24/9/2021).
Juwarih menceritakan, menurut keterangan dari TKW yang bersangkutan, alasan majikan menahannya karena sudah membayar mahal untuk mendatangkan Rokaya ke Irak.
Jika ingin pulang, Rokaya harus membayaruanh ganti rugi.

"Sudah sering ngomong minta dipulangkan sama majikannya, tapi majikan bilang beli kamu itu mahal, kalau kamu mau pulang harus bayar ganti rugi," ujar dia.
Masih disampaikan Juwarih, di Irak, Rokaya bekerja di dua majikan sekaligus, majikannya merupakan kakak beradik.
Gaji yang diterima Rokaya pun tidak sesuai, saat berangkat pada 10 Januari 2021 lalu, ia dijanjikan gaji sekitar Rp 8 juta per bulan.
Namun, saat tiba di Irak, gaji yang diterima Rokaya hanya Rp 4 juta per bulan.
Dengan pekerjaan yang double dan kondisi kesehatan yang sakit parah, Rokaya mengaku tidak tahan dan ingin pulang.
Baca juga: TKW Asal Indramayu di Irak Minta Tolong Jokowi Sambil Menangis di Video, Tolong Pak Presiden
Leher dan kepalanya sakit, penglihatannya juga banyak terdapat bintik hitam, dan merasakan pusing yang teramat.
Ia kemudian meminta tolong ke Presiden Joko Widodo melalui rekaman video.
Pihaknya pun akan mengupayakan agar Rokaya bisa secepatnya mendapat perawatan, termasuk upaya membantu pemulangannya ke Indonesia.
SBMI juga berharap, Presiden Joko Widodo bisa mewujudkan keinginan Rokaya yang sangat ingin pulang ke Indonesia.
"Untuk tindakan dari kita, pertama-tama kita akan mengamankan dahulu PMI tersebut dengan meminta bantuan ke pemerintah pusat agar dia bisa secepatnya diselamatkan dari majikan atau dipulangkan karena sakit parah," ujar dia.
Minta Tolong ke Jokowi
Rokaya (40) Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kabupaten Indramayu sakit parah di Arbil, Irak.
Melalui rekaman video, warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur tersebut berharap Presiden Joko Widodo bisa membantu pemulangannya ke tanah air.
Ia bahkan sampai tiga kali memohon bantuan kepada Joko Widodo untuk bisa pulang melalui video tersebut.
Dalam rekaman video itu, Rokaya berbicara dengan suara serak, ia juga meneteskan air mata, dan wajahnya pun pucat.
Rokaya mengatakan, ia tidak tahan lagi dengan sakit yang dideritanya, leher hingga kepalanya semua terasa sakit.
"Pak presiden bantu aku pak, pulangkan saya ke Indonesia, saya sudah gak kuat lagi pak kerja, tolong pulangkan saya," ujar dia melalui rekaman video yang diterima Tribuncirebon.com, Jumat (24/9/2021).
Baca juga: TKW Asal Cianjur Pulang dalam Keadaan Lumpuh dan Hilang Ingatan, Sang Suami Ungkap Penyebabnya
Baca juga: Anak di Indramayu Minta Dicarikan Ibunya, TKW asal Indramayu yang Hilang Kontak Selama 13 Tahun
Rekaman video tersebut pun diterima Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu.
Keluarga TKW tersebut berharap, Rokaya bisa dipulangkan ke Indonesia, mengingat kondisinya yang mengkhawatirkan.
Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, belum dipastikan penyakit apa yang diderita Rokaya.
Pasalnya, Rokaya tidak mendapat izin dari majikan untuk berobat. Walau dalam kondisi sakit, ia tetap diminta untuk terus bekerja.
Masih disampaikan Juwarih, selain merasakan sakit yang berlebih di bagian leher dan kepala, pada mata Rokaya pun mengalami gangguan.
Banyak muncul bintik hitam dari penglihatannya. Rokaya juga sering mengalami sakit kepala yang teramat.
Pihaknya pun akan mengupayakan agar Rokaya bisa secepatnya mendapat perawatan, termasuk upaya membantu pemulangannya ke Indonesia.
SBMI juga berharap, Presiden Joko Widodo bisa mewujudkan keinginan Rokaya yang sangat ingin pulang ke Indonesia.
Rokaya sendiri diketahui berangkat ke Arbil, Irak pada 10 Januari 2021 lalu melalui sponsor bernama Saeni warga Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
"Untuk tindakan dari kita, pertama-tama kita akan mengamankan dahulu PMI tersebut dengan meminta bantuan ke pemerintah pusat agar dia bisa secepatnya diselamatkan dari majikan atau dipulangkan karena sakit parah," ujar dia.
TKW Hilang di Arab Saudi
Kabar hilang kontak di negara penempatan kembali menimpa Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu.
TKW tersebut bernama Radem (49) warga Desa Sukra Wetan, Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu.
Ia dilaporkan hilang kontak 13 tahun lamanya di Arab Saudi sejak berangkat pada tahun 2008 lalu.
Keluarga pun mencoba melaporkan hilangnya Radem kepada Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) cabang Indramayu pada Minggu (12/9/2021).

Keluarga berharap Radem bisa secepatnya ditemukan dan kembali pulang ke tanah air.
Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan mencoba mempelajari dan menelusuri aduan dari keluarga soal hilangnya TKW tersebut.
Setelah itu, SBMI akan membuat aduan ke pemerintah dalam hal ini Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
"Mengingat dokumen yang dimiliki keluarga sangat minim yaitu cuma ada KTP, KK dan poto PMI saja, ini yang membuat kesulitan dari pihak perwakilan pemerintah RI di Arab Saudi untuk mencari keberadaan Ibu Radem," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (12/9/2021).
Baca juga: TKW Indramayu Meninggal di Hong Kong Juli 2021, Jenazah Baru Bisa Dipulangkan ke Indonesia September
Oleh karena itu, SBMI juga berharap kepada semua pihak yang mengetahui keberadaan atau kondisi Radem saat ini agar bisa menghubungi nomor kontak 085224481957.
Di sisi lain, berdasarkan keterangan dari keluarga, disampaikan Juwarih, Radem berangkat ke luar negeri sekitar akhir tahun 2008.
Warnadi (26) menantu dari Radem, mengatakan, mertuanya itu awalnya direkrut dan diberangkatkan ke Arab Saudi oleh PT FAJRI yang beralamat di Gg. 16, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Pada saat 1 tahun awal bekerja di Arab Saudi, Radem sempat telepon ke anak perempuannya atau istri dari Warnadi.
Melalui nomor telepon +966503304130, Radem menginformasikan akan mengirim uang 1 tahun gajinya di Arab Saudi melalui Wester Union (WU).
Namun setelah itu, nomor telepon tersebut tiba-tiba tidak aktif sampai dengan sekarang.
"Nomor kode WU yang diberikan oleh ibu mertua saya nomornya salah sehingga uang kirimannya tidak bisa diambil. Pada saat mau konfirmasi ke mertua bahwa nomor kode WU-nya salah nomor tersebut tidak bisa dihubungi lagi," ujar Warnadi.
Baca juga: Diiming-imingi Duit Rp 7 Juta, Calon TKW Asal Indramayu Bocorkan Modus Oknum Penyalur TKI Ilegal