Peristiwa Mencekam G30S PKI
Jenderal Sutoyo Siswomiharjo Dihujani Peluru oleh Pemberontak G30S/PKI, Begini Hasil Otopsinya
Sutoyo Siswomiharjo adalah perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September di Indonesia.
Pada Januari 1946, pangkatnya dinaikkan menjadi Letnan Satu dan ditunjuk sebagai Ajudan Komandan Divisi V, Kolonel Gatot Subroto.
Selama menjabat sebagai ajudan, ia mempelajari sifat militer yang baik dari sang komandan.
Tidak sampai satu tahun, Sutoyo Siswomiharjo dipercaya untuk memegang jabatan sebagai kepala Bagian Organisasi Polisi Tentara Resimen 2 Purworejo.
Baca juga: Pasukan Baret Merah Kopassus Buat PKI Kocar-kacir di Pangkalan Halim Usai Peristiwa G30S
Jabatan ini diemban hingga Mei 1948.
Di masa ini, ia sudah berpangkat Kapten.
Selanjutnya, ia bertugas sebagai Kepala Staf Corps Polisi Militer di Yogyakarta.
Sebulan kemudian, ia dipindahkan ke Solo untuk memangku jabatan Komandan CPM Detasemen 3 Surakarta.
Pada waktu ini, sering terjadi bentrokan bersenjata antara pasukan Siliwangi dengan pasukan lain yang telah dipengaruhi PKI.
Keamanan dan ketertiban di Surakarta berhasil dipulihkan setelah pemberontakan PKI di Madiun, 18 September 1948, berhasil ditumpas.
Hanya berselah beberapa lama, Belanda melancarkan Agresi Militer II.
Pada waktu itu Ibukota RI di Yogyakarta berhasil dikuasai.
Angkatan Perang RI mundur dari kota dan membentuk barisan pertahanan di daerah-daerah pinggir.
Selanjutnya, serangan dilakukan dengan taktik gerilya.
Kala itu, Sutoyo Siswomiharjo dan pasukannya juga meninggalkan Solo untuk melakukan gerilya.
Setelah perjanjian Roem Royen, Sutoyo Siswomiharjo diangkat menjadi Kepala Staf Batalyon CPM Yogyakarta.