Peristiwa Mencekam G30S PKI
Jenderal Sutoyo Siswomiharjo Dihujani Peluru oleh Pemberontak G30S/PKI, Begini Hasil Otopsinya
Sutoyo Siswomiharjo adalah perwira tinggi TNI-AD yang diculik dan kemudian dibunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September di Indonesia.
Menamatkan pendidikan ini, Sutoyo Siswomiharjo diangkat menjadi pegawai menengah dan kembali ditugaskan di Kantor Kabupaten Purworejo.
Karena prestasi pekerjaan yang baik, selanjutnya ia diserahi jabatan Santo Syoki.
Jabatan ini sekaligus menjadi jabatan terakhir yang diemban selama masa pendudukan jepang.
Sutoyo Siswomiharjo meminta berhenti dengan hormat pada 31 Maret 1944.
Pada pagi hari sekitar pukul 03.00 WIB, 1 Oktober 1965, Komandan Satuan Tugas (Satgas) Pasopati, Letnan (Inf) Doel Arif membentuk tujuh pasukan dari Satgas Pasopati di Lubang Buaya untuk menculik ketujuh jenderal.
Satu di antara tim yang dibentuk, bertugas khusus untuk menculik Sutoyo Siswomihardjo.
Pasukan yang ditugaskan untuk menculik Sutoyo Siswomihardjo dipimpin oleh Sersan Mayor Surono.
Sersan Mayor Surono memimpin satu peleton dari Resimen Tjakrabirawa.
Baca juga: Teka-teki Keberadaan Soeharto Saat Para Jenderal Dihabisi pada Peristiwa G30SPKI Akhirnya Terungkap

Karier
Ketika Soekarno memproklamasikan kemerdekaan, Sutoyo Siswomiharjo masih berada di Purworejo.
Kemudian ia turut bergabung dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pemerintah pada 23 Agustus 1945.
Pada 5 Oktober 1945, terbentuk tentara Keamanan Rakyat atau TKR.
BKR kemudian ditrasnformasi ke dalma TKR.
Karenanya, Sutoyo Siswomiharjo turut menjadi bagian dari TKR dan memilih bagian Polisi Tentara.
Pada waktu itu, ia berpangkat Letnan Dua.