Padahal Dikenal Vaksin Sultan, Moderna Masih Sisa Banyak di Indramayu karena Kurang Diminati Warga

Deden Bonni Koswara mengakui, Vaksin Moderna ini kurang diminati oleh masyarakat umum di Kabupaten Indramayu.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
(TRIBUNNEWS/Jeprima)
Tampak pada gambar vaksin Covid-19 Moderna yang akan menjadi dosis ketiga atau vaksin booster dan jarum suntik bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). 

Menurutnya, respons tubuh setiap orang usai menerima vaksin berbeda-beda.

Tidak semua orang merasakan nyeri berlebih usai disuntik Vaksin Moderna.

Bahkan, ada juga orang yang tidak merasakan efek samping sama sekali.

"Kan biasa efek samping orang berbeda-beda responsnya ya, tapi ada juga yang tidak merasakan ada efek samping," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Diketahui, sejumlah warganet mengeluhkan adanya efek vaksin Moderna yang disebutkan lebih terasa daripada vaksin Covid-19 lainnya.

Ada yang mengeluh keluar bercak merah di tangan dan kaki pasca-suntik vaksin Moderna, nyeri berlebih di bekas suntikan, hingga klaim pusing, badan sakit dan tekanan darah naik.

Untuk mengatasi efek samping pasca-penyuntikan vaksin Moderna, kata Nadia, penerima vaksin biasanya dibekali dengan obat penurun panas.

Hal serupa juga diterapkan kepada mereka yang menerima vaksinasi Covid-19 dengan AstraZeneca.

Nadia menambahkan, apabila efek samping parah yang dirasakan usai vaksinasi Covid-19 tetap berlanjut setelah istirahat dan minum obat, sebaiknya segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Baca juga: Jangan Panik Demam Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Adalah Efek Samping yang Baik, Ini Penjelasannya

Vaksin mRNA

Sebelumnya, ahli patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto juga memberikan penjelasan terkait efek samping Moderna.

Setelah vaksin mRNA seperti Moderna disuntikkan, respons pertama yang diberikan tubuh, imbuhnya adalah segera menangkap vaksin dengan menggunakan sel-sel otot.

"Oleh sel otot, 'resep' dari vaksin diubah menjadi protein S (spike), kemudian dikeluarkan dari sel otot," ujarnya sebagaimana diberitakan Kompas.com (23/8/2021).

"Sel dendritik sendiri dapat juga langsung menangkap vaksin, memproduksi protein S di dalamnya. Selanjutnya sel dendritik membawanya ke limfonodi," lanjutnya.

Menurut Tonang, karena adanya produksi protein S oleh sel otot ini, aktivitas sel-sel fagosit menjadi terpicu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved