Vaksin Moderna Kurang Diminati oleh Masyarakat Umum di Indramayu, Kenapa ya? Ini Kata Kadinkes
Sampai dengan 25 Agustus 2021, jumlah pendaftar baru sekitar 800 orang dari target sebanyak 4.000 orang untuk Vaksin Moderna.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Menurut Tonang, karena adanya produksi protein S oleh sel otot ini, aktivitas sel-sel fagosit menjadi terpicu.
"Akibatnya, makin banyak sel-sel imunitas bawaan ke lokasi penyuntikan. Terjadilah pembengkakan, kemerahan, dan nyeri," jelas Tonang.
Ia mengatakan, efek samping tersebut seharusnya hanya berlangsung sementara.
Sebab, setelah protein S terbawa ke limfonodi, kondisi akan berangsur pulih.
Setelah itu, tubuh akan memulai proses pembentukan antibodi.
"Masyarakat umum mulai banyak yang mendapatkan vaksinasi Moderna. Wajar bila hampir semua merasakan peradangan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan ini," jelas Tonang.
Baca juga: Vaksin Moderna Bakal Digunakan di Indonesia, Siapa Saja Sih Orang yang Bisa Menerimanya?
Sudah kantongi izin BPOM
Pada Jumat (16/7/2021) Kementerian Kesehatan memulai penyuntikan perdana vaksin booster menggunakan vaksin Moderna di RSCM Jakarta.
Sebagaimana diketahui, vaksin Moderna sudah mulai didistribusikan untuk masyarakat umum setelah sebelumnya hanya dibatasi sebagai vaksin ketiga atau booster untuk tenaga kesehatan.
Vaksin Moderna merupakan vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat.
Diberitakan Kompas.com, 2 Juli 2021, vaksin Moderna telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurut BPOM, vaksin Moderna memiliki efikasi sebesar 94,1 persen dan aman untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Baca juga: INI Tanda-tanda Tubuh Terserang Virus Varian Baru Covid-19, Segera Periksa ke Dokter Jika Alami Ini