Vaksin Moderna Kurang Diminati oleh Masyarakat Umum di Indramayu, Kenapa ya? Ini Kata Kadinkes

Sampai dengan 25 Agustus 2021, jumlah pendaftar baru sekitar 800 orang dari target sebanyak 4.000 orang untuk Vaksin Moderna.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi vaksin: Vaksin Moderna Kurang Diminati oleh Masyarakat Umum di Indramayu, Kenapa ya? Ini Kata Kadinkes 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Vaksin Moderna kurang diminati masyarakat umum di Kabupaten Indramayu.

Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar Vaksin Moderna masih minim.

Sampai dengan 25 Agustus 2021, jumlah pendaftar baru sekitar 800 orang dari target sebanyak 4.000 orang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, sampai dengan saat ini, pihaknya pun masih menunggu pendaftaran masyarakat umum yang ingin divaksin Moderna.

vaksin
vaksin (SHUTTERSTOCK)

Penyuntikan Vaksin Moderna ini sesuai jadwal hanya akan dilaksanakan pada 28 dan 30 Agustus 2021 saja.

Lokasinya akan dilakukan di sebanyak 6 puskesmas yang sudah ditunjuk.

Yakni Puskesmas Margadadi, Puskesmas Karangampel, Puskesmas Losarang, Puskesmas Jatibarang, Puskesmas Kandanghaur, dan Puskesmas Haurgeulis.

"Dari sebanyak 6 puskesmas itu, kita lihat yang mendaftar baru sekitar 800 orang saja," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, saat program vaksinasi santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Darul Falah di Desa Singaraja, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Rabu (25/8/2021).

Baca juga: Efek Samping Parah Setelah Disuntik Vaksin Moderna Banyak Dikeluhkan Masyarakat, Ini Kata Kemenkes

Deden Bonni Koswara mengakui, animo masyarakat untuk mendaftar Vaksin Moderna di Kabupaten Indramayu kurang antusias.

Menurutnya, hal ini dikarenakan banyak yang merasa takut untuk divaksin buatan Amerika tersebut.

Selain itu, vaksin ini juga memiliki efek samping.

"Mungkin karena takut, karena untuk Vaksin Moderna ini kita sampaikan (sosialisasikan) juga soal efek sampingnya," ujar dia.

Efek Samping Parah

Warganet hebohm mengeluhkan efek samping parah Vaksin Moderna usai vaksinasi.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi angkat bicara terkait dengan efek samping parah usai divaksin Moderna.

Menurutnya, respons tubuh setiap orang usai menerima vaksin berbeda-beda.

Tidak semua orang merasakan nyeri berlebih usai disuntik Vaksin Moderna.

Bahkan, ada juga orang yang tidak merasakan efek samping sama sekali.

"Kan biasa efek samping orang berbeda-beda responsnya ya, tapi ada juga yang tidak merasakan ada efek samping," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Diketahui, sejumlah warganet mengeluhkan adanya efek vaksin Moderna yang disebutkan lebih terasa daripada vaksin Covid-19 lainnya.

Ada yang mengeluh keluar bercak merah di tangan dan kaki pasca-suntik vaksin Moderna, nyeri berlebih di bekas suntikan, hingga klaim pusing, badan sakit dan tekanan darah naik.

Untuk mengatasi efek samping pasca-penyuntikan vaksin Moderna, kata Nadia, penerima vaksin biasanya dibekali dengan obat penurun panas.

Hal serupa juga diterapkan kepada mereka yang menerima vaksinasi Covid-19 dengan AstraZeneca.

Nadia menambahkan, apabila efek samping parah yang dirasakan usai vaksinasi Covid-19 tetap berlanjut setelah istirahat dan minum obat, sebaiknya segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Baca juga: Jangan Panik Demam Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Adalah Efek Samping yang Baik, Ini Penjelasannya

Vaksin mRNA

Sebelumnya, ahli patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto juga memberikan penjelasan terkait efek samping Moderna.

Setelah vaksin mRNA seperti Moderna disuntikkan, respons pertama yang diberikan tubuh, imbuhnya adalah segera menangkap vaksin dengan menggunakan sel-sel otot.

"Oleh sel otot, 'resep' dari vaksin diubah menjadi protein S (spike), kemudian dikeluarkan dari sel otot," ujarnya sebagaimana diberitakan Kompas.com (23/8/2021).

"Sel dendritik sendiri dapat juga langsung menangkap vaksin, memproduksi protein S di dalamnya. Selanjutnya sel dendritik membawanya ke limfonodi," lanjutnya.

Menurut Tonang, karena adanya produksi protein S oleh sel otot ini, aktivitas sel-sel fagosit menjadi terpicu.

"Akibatnya, makin banyak sel-sel imunitas bawaan ke lokasi penyuntikan. Terjadilah pembengkakan, kemerahan, dan nyeri," jelas Tonang.

Ia mengatakan, efek samping tersebut seharusnya hanya berlangsung sementara.

Sebab, setelah protein S terbawa ke limfonodi, kondisi akan berangsur pulih.

Setelah itu, tubuh akan memulai proses pembentukan antibodi.

"Masyarakat umum mulai banyak yang mendapatkan vaksinasi Moderna. Wajar bila hampir semua merasakan peradangan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan ini," jelas Tonang.

Baca juga: Vaksin Moderna Bakal Digunakan di Indonesia, Siapa Saja Sih Orang yang Bisa Menerimanya?

Sudah kantongi izin BPOM

Pada Jumat (16/7/2021) Kementerian Kesehatan memulai penyuntikan perdana vaksin booster menggunakan vaksin Moderna di RSCM Jakarta.

Sebagaimana diketahui, vaksin Moderna sudah mulai didistribusikan untuk masyarakat umum setelah sebelumnya hanya dibatasi sebagai vaksin ketiga atau booster untuk tenaga kesehatan.

Vaksin Moderna merupakan vaksin Covid-19 berbasis mRNA yang dibuat oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat.

Diberitakan Kompas.com, 2 Juli 2021, vaksin Moderna telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurut BPOM, vaksin Moderna memiliki efikasi sebesar 94,1 persen dan aman untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Baca juga: INI Tanda-tanda Tubuh Terserang Virus Varian Baru Covid-19, Segera Periksa ke Dokter Jika Alami Ini

Berita lain terkait Vaksin Moderna

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved