Hari Pramuka
Hari Pramuka, Simak Sejarah Memilukan Penamaan Jalan Pramuka di Majalengka yang Jarang Diketahui
Jalan Pramuka yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Abdul Gani ini ternyata memiliki sejarah mengerikan di balik penamaannya.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Jalan Pramuka yang berada di Majalengka Kulon atau tepatnya di pusat kota Majalengka mungkin terdengar tak asing lagi bagi masyarakat.
Jalan Pramuka yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Abdul Gani ini ternyata memiliki sejarah mengerikan di balik penamaannya.
Mungkin, tak banyak orang yang tahu juga bagaimana cerita sejarahnya kini.
Ketua Grup Majalengka Baheula (Grumala) Majalengka, Nana Rohmana mengungkapkan penamaan jalan yang tak jauh dari Pendopo Bupati Majalengka ini ternyata memiliki tragedi sendiri.
Kejadian itu melibatkan anggota pramuka asal Majalengka.
Baca juga: HUT ke-60 Pramuka di Majalengka Diisi Kegiatan Pembagian Paket Sembako dan Donor Darah
Baca juga: Link Twibbon Ucapan Hari Pramuka ke-60 dan Cara Membuatnya, Berikut Sejarah Singkat Pramuka
"Penobatan nama Jalan Pramuka terjadi pada tanggal 16 Agustus 1974 oleh Ketua Kwarnas saat itu," ujar Naro begitu ia disapa kepada Tribun, Sabtu (14/8/2021).
Naro menjelaskan, saat itu terjadi peristiwa yang memilukan pada salah satu anggota Pramuka dari Gudep SMPN 1 Majalengka bernama Yoyo Jayasuwirya.
Dijelaskan dia, bahwa Yoyo yang saat itu duduk di kelas 3 SMP mengalami kecelakaan dengan rombongan yang membawanya seusai mengikuti upacara bendera Hari Pramuka di Jakarta.
"Entah bagaimana kejadiannya saat itu truk yang mengangkut rombongan peserta dari Majalengka, waktu itu gabungan Gudep SMPN 1 dan SMPN 2 berjalan mundur dan menabrak peserta yang berada di belakang truk tersebut."
"Ada tiga orang jadi korban, mereka sempat dibawa ke Rumah Sakit terdekat tapi sayang nyawa Yoyo Jayasuwirya tak dapat tertolong, sementara 2 orang lainnya mengalami cidera ringan," ucapnya.
Masih dijelaskan Naro, hari itu jenazah Yoyo langsung dibawa pulang ke Jalan Buntu di Kelurahan Majalengka Kulon.
Lalu, dimakamkan di Komplek Makam Girilawungan.
"Saat itu, Ketua Kwarnas Bapak H Mashudi mantan Gubernur Jawa Barat tahun 1960- 1970 langsung berkunjung ke Majalengka setelah mendapatkan kabar tersebut untuk mengucapkan bela sungkawa dan akhirnya meresmikan nama jalan baru dari awalnya nama Jalan Buntu diubah menjadi Jalan Pramuka," jelas dia.
Tujuannya sendiri, sambung Naro, untuk mengenang kejadian naas tersebut.