8 Sepeda Motor Driver Ojol di Ciamis Disita Leasing, Tak Mampu Bayar Cicilan Akibat Pandemi Covid-19

Lantaran tak sanggup membayar cicilan, delapan sepeda motor driver ojok online (ojol) di Ciamis disita leasing.

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/andri m dani
Sejumlah driver ojek online (ojol) yang sedang nongkrong dekat Yogya Depstore Ciamis, Rabu (11/8/2021) siang dapat bantuan paket beras dari ACT. Para pengemudi ojol di Ciamis sangat merasakan dampak pandemi terlebih setelah PPKM diberlakukan. Delapan sepeda motor ojol disita leasing karena tidak sanggup bayar cicilan 

TRIBUNCIREBON.COM, CIAMIS – Lantaran tak sanggup membayar cicilan, delapan sepeda motor driver ojok online (ojol) di Ciamis disita leasing.

Kejadian ini dampak langsung dari pandemi Covid-19 terlebih sejak diberlakukannya PPKM yang membuat penghasilan para ojol di Ciamis anjlok drastis.

“Order menurun tajam, penghasilan berkurang sampai 75%. Ada rekan yang tidak sanggup lagi membayar cicilan motor. Sampai hari ini sudah ada 8 motor rekan kami yang disita leasing,” ungkap Ketua Driver Online Ciamis (DOC), Yayan Taryana (38) kepada Tribun Rabu (11/8/2021).

Baca juga: Efek PPKM Nih, Tiga Ruas Jalan di Bandung Bakal Berlaku Sistem Ganjil Genap, Ini Lokasi dan Waktunya

Padahal sepeda motor bagi driver ojol menurut Yayan merupakan alat kerja utama.

“Mereka sudah tidak bisa bekerja, hilang penghasilan gara-gara sepeda motornya disita leasing. Akhir terpaksa pinjam motor rekan yang lagi off. Kita solider, gantian. Ada juga yang nekat sampai sewa sepeda motor oran lain,”katanya.

Di Ciamis ada 79 driver ojol yang tergabung dalam naungan DOC.

Setidaknya ada 7 lokasi mereka nongkrong. Yakni di Lokasana, Swadaya, dekat Catatan Sipil, sampig  PMI, belakang Gedung  DPRD, dekat Yogya Depstore,  dan Warung Caringin Unigal.

Dari 79 ojol yang tergabung dalam DOC, Hesti Paays (47) merupakan sat-satunya driver ojol perempuan.

Baca juga: UPDATE Syarat untuk Masuk ke Mall Selama PPKM, Dua Mall di Kota Bandung Bakal Dibuka Hari Ini

Di Ciamis driver ojol tidak hanya bergabungan dengan DOC, ada juga komunitas ojol lainnya.

Menurut Yayan selama masa pendemi order/penumpang terus merosot terlebih setelah diperlakukannya PPKM, di mana ruas-ruas jalan banyak yang tutup (penyeatan).

“Waktu normal, sebelum masa pandemi penghasilan bisa mencapai Rp 150.000-Rp 200.000/hari. Sekarang selama masa PPKM yang terus diperpanjang, dapat Rp 50.000 per hari saja susahnya bukan main,” ujar Yayan.

Penghasilan Rp 50.000 per hari tersebut kadang habis untuk kebutuhan sehari-hari seperti bensin maupun rokok. Kadang bingung, apa yang akan dibawa pulang.

“Untuk beli bensin saja sudah habis Rp 20.000/hari. Sekarang selama PPKM karena banyak jalan yang ditutup, jalannya harus mutar jauh, akibatnya kebutuhan bensin bertambah. Kami berharap ada dispensasi, ojol bisa atau diperbolehkan lewat jalan yang ditutup, penyekatan,” harap Yayan.

Seringnya nganterin order makanan untuk yang isoman

Selama  masa pandemi, terlebih sejak diberlakukannya PPKM, orderan ojol turun drastissampai 75%. Menurut Yayan, sekarang sudah jarang bawa penumpang, order utama hanya grab food, go food antar pesanan makanan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved