Abah Sarji Meninggal Dunia
Apa Itu Ilmu Batara Karang? Konon Bikin Abah Sarji Susah Mati, Kini Sarji Wafat Pada Usia 102 Tahun
Sebelumnya, Abah Sarji disebut-sebut susah mati karena punya ilmu Batara Karang. Hal itu disampaikan langsung oleh sang istri Juinah
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
"Dulu banyak orang nyuruh garap sawah dan itu semua dilakukan Abah Sarji. Bawa gabah satu kuintal itu mah sambil lari," ungkapnya.
Abah Sarji pun mengakui ia memang memiliki amalan atau aji perkasa yang menempel sejak zaman pra kemerdekaan. "Abah dulu ikut perang melawan penjajah dan pemberontakan," ungkap Abah.
Semasa perang melawan penjajah baik Belanda maupun Jepang, kata Abah Sarji mengaku hanya menggunakan potongan bambu dengan ukuran tidak lebih dua meter dengan ujung telah diruncingkan terlebih dahulu.
"Waktu perang dulu bawa bambu runcing. Itu tidak mudah begitu saja, karena yang dilawan bersenjata lebih bagus dari kita. Jadi saat bawa bambu runcing itu kita sebelumnya wiridan rajin dengan amalan ibadah puasa juga," ungkapnya.
Kini Abah Sarji telah meninggal dunia meninggalkan sang istri Juinah.
"Abah, meninggal tadi jam 10 an, sebelumnya Abah memang tidak masuk nasi dan makanan lainnya. Selama lebih satu Minggu, Abah hanya mau minum saja," kata Ridwan yang juga cucu dari Abah Sarji saat ditemui di lokasi rumah duka, di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, (4/8/2021).
Irwan menyebut sebelum mengemhembus nafas terakhir, Abah Sarji sempat berkomunikasi dan makan agar - agar dulu. Namun selang beberapa waktu berikutnya, detak jantung dan kondisi badan Abah Sarji terdiam secara menyeluruh.
"Iya, tadi sebelum meninggal. Abah makan agar - agar, saat itu ada Bapak saya dan saudara lainnya di dalam Saung. Tidak lama dari waktu saat bersamaan tadi, Abah sudah tidak bernafas lagi, Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji'un," ujar Irwan lagi.
Irwan menceritakan, kondisi terpuruk Abah Sarji hingga menutup usia. Itu diketahui sejak beberapa bulan terakhir, setelah Abah Sarji jatuh saat hendak duduk di Pos Ronda yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Ada lebih satu bulan, Abah jatuh saat mau duduk di Pos Ronda. Nah, dari sana Abah sudah tidak nafsu makan seperti biasa. Hanya dua sendok bubur ayam dan banyak minum air putih saja.
Untuk jatuh, sebenarnya itu sudah biasa pada waktu dulu - dulu juga, namun kemarin jatuh malah sampai kesakitan dan meninggal," kata Irwan seraya bermohon maaf untuk kematian Abah Sarji saat menjalani kehidupan sebelumnya.
Dari musibah jatuh tersebut, Irwan mengaku mendapat giliran untuk menemani Abah Sarji, terutama pada malam hari. Pasalnya, Abah Sarji diketahui sudah tidak tidur malam seperti pada umumnya.
"Ya semenjak Abah memilih tinggal di Saung dekat pemakaman, Abah tidak tidur malam seperti dulu. Jadi, pas Abah mengalami kesakitan dari jatuh itu, saya dan Bapak kena giliran jaga malam untuk menemani Abah," ujarnya.
Pantauan di lokasi rumah duka, sejumlah warga terus berdatangan untuk melakukan takjiah. Terlebih diketahui semasa hidupnya Abah Sarji merupakan sosok warga yang baik antar sesama dan di lingkungan masyarakat sekitar.
"Iya banyak datang itu untuk melayad atau takjiah. Ya mungkin karena kebaikan Abah semasa hidupnya," katanya.