Persib Bandung
Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Pernah Dididik di Ajax Amsterdam dan Bertemu Johan Cruyff
Di akademi Ajax, pelatih asal Belanda itu mendapat banyak sekali pelajaran mulai dari teknik, strategi, hingga filosofi permainan.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, pernah mengenyam pendidikan sepak bola di salah satu akademi terbaik dunia, Ajax Amsterdam.
Di akademi Ajax, pelatih asal Belanda itu mendapat banyak sekali pelajaran mulai dari teknik, strategi, hingga filosofi permainan.
Namun dia menyebut satu momen yang sedikit banyaknya mempengaruhi caranya memandang sepak bola.
Momen itu adalah ketika Robert bertemu dan berdiskusi dengan legenda sepak bola Belanda dan dunia, Johan Cryuff.
"Cruyff pernah bertanya kepada saya saat saya masih muda, dia bertanya Robby, 'kenapa kamu berlatih selama ini?' tentu saja saya berlatih karena ingin jadi pemain terbaik yang bisa saya bisa, menjadi pemain seperti anda," ujar Robert saat dihubungi, Senin (2/8/2021).
Baca juga: Analisis Robert Alberts Soal Sepak Bola Indonesia yang Belum Maju, Singgung Soal Pembinaan Pemain
Bagi pesepak bola kata Robert, latihan merupakan elemen penting agar bisa berkembang menjadi pemain hebat.
Namun pemahaman yang dianut Robert ketika belajar bermain di akademi Ajax ternyata salah ketika mendengar penjelasan dari Johan Cryuff.
"Cruyff kemudian berkata, 'maaf, itu jawaban keliru'. Anda hanya berlatih untuk bisa bermain lebih baik di laga selanjutnya. Anda hanya fokus kepada laga selanjutnya," ucapnya.
Robert Alberts memberikan pandangannya terkait perbedaan sepak bola antara di Eropa dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Menurut pelatih asal Belanda itu, salah satu kunci sukses sepak bola Eropa bisa begitu maju karena pembinaan pemain muda yang sangat profesional.
Baca juga: Robert Alberts Bakal Panggil Semua Pemain Persib Saat Latihan Bersama Digelar, Mau Bicarakan Hal Ini
Sehingga dengan sistem pembinaan yang tersusun secara profesional dan terstruktur, negara-negara di Eropa bisa mencetak pemain-pemain hebat
"Contohnya ketika sya menjadi pelatih timnas Malaysia U-20, lalu kami bermain di Piala Dunia, kami bertemu tim seperti Chelsea, Bayern Munchen dan PSV," ujar Robert saat dihubungi awak media, Senin (2/8/2021).
"Di usianya saat itu, para pemain di klub Eropa tersebut telah menjalani 250 hingga 300 laga karena adanya sistem pembinaan di usia muda," ucapnya.
Sementara para pemainnya saat itu tidak memiliki jumlah pertandingan sebanyak klub-klub Eropa. Sehingga para pemain terlihat kalah pengalaman.