Masripah TKW Indramayu yang Tewas di Turki Jadi Korban Perdagangan Orang, SBMI Beberkan Bukti

TKW asal Indramayu diduga menjadi korban TPPO karena diberangkatkan secara ilegal atau unprosedural oleh pihak perekrut ke negara timur tengah.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih, Minggu (20/6/2021). Masripah TKW Indramayu yang Tewas di Turki Jadi Korban Perdagangan Orang, SBMI Beberkan Bukti 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu akan terus mengawal kasus human trafficking atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Seperti yang dialami Masripah (36), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu lebih tepatnya warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana yang meninggal dunia di Turki.

Ia diduga menjadi korban TPPO karena diberangkatkan secara ilegal atau unprosedural oleh pihak perekrut ke negara timur tengah tersebut.

Terlebih, ia diberangkatkan ke Turki pada 10 Juli 2021 disaat pemerintah Indonesia tengah menerapkan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Baca juga: Karena Ilegal TKW Indramayu yang Tewas di Turki Tak Bisa Klaim Asuransi Rp 104 Juta, Ini Kata SBMI

"Kalau kemarin pihak keluarga meminta kepada perekrut untuk membayar kompensasi sesuai dengan asuransi BPJS Ketenagakerjaan, tapi jika tidak sesuai kemungkinan besar akan dilanjut ke jalur hukum," ujar Ketua SBMI Indramayu, Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Jumat (30/7/2021).

Juwarih menyampaikan, SBMI akan mengawal kasus tersebut sebagai bentuk efek jera bagi para pelakunya.

Masih disampaikan dia, perekrut yang memberangkatkan Masripah ke Turki diketahui juga merupakan pemain lama.

Selain mengirimkan Calon PMI ke negara timur tengah, ia juga diduga beberapa kali mengirimkan Calon PMI secara ilegal walau ke negara resmi penempatan PMI.

"Kita juga sudah meminta akte kematian, berita acara pemakaman PMI dan lain-lain kepada pihak KBRI untuk nantinya dijadikan barang bukti jika dilanjutkan ke jalur hukum," ujar dia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor: 18 Tahun 2018, disampaikan Juwarih, ahli waris seharusnya bisa mengklaim asuransi secara keseluruhan sebanyak Rp 104 juta.

"Kalau kematiannya saja Rp 85 juta, cuma ada tambahan-tambahan lain, kalau di total kan itu Rp 104 juta," ujarnya.

Baca juga: Miris TKW Asal Indramayu Ini Akhirnya Dimakamkan di Turki, Keluarga Hanya Bisa Saksikan Lewat Zoom

Tak Bisa Klaim Asuransi karena Ilegal

Masripah (36), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu lebih tepatnya warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, meninggal dunia di Turki.

Jenazahnya pun terpaksa dimakamkan di negara timur tengah tersebut karena berstatus positif Covid-19.

Pihak keluarga pun hanya bisa menyaksikan proses pemakaman melalui zoom meeting.

Padahal di Turki, ia diketahui baru bekerja selama 1 hari hingga akhirnya kondisi kesehatannya drop dan meninggal dunia.

Tidak hanya itu, pihak keluarga sebagai ahli waris diketahui juga tidak bisa mengklaim asuransi kematian sebagaimana yang sudah difasilitasi pemerintah.

Masripah (36) warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, TKW yang meninggal dunia di Turki.
Masripah (36) warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, TKW yang meninggal dunia di Turki. (Foto istimewa/SBMI Indramayu)

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, hal tersebut karena Masripah tidak terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan.

Ia diberangkatkan secara ilegal atau unprosedural ke Turki oleh pihak perekrut.

"Dari pihak pemerintah sebenernya ada asuransi yang bisa diklaim jika resmi terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (30/7/2021).

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor: 18 Tahun 2018, disampaikan Juwarih, ahli waris seharusnya bisa mengklaim asuransi secara keseluruhan sebanyak Rp 104 juta.

"Kalau kematiannya saja Rp 85 juta, cuma ada tambahan-tambahan lain, kalau di total kan itu Rp 104 juta," ujar dia.

Baca juga: Miris TKW Asal Indramayu Ini Akhirnya Dimakamkan di Turki, Keluarga Hanya Bisa Saksikan Lewat Zoom

Sebagai gantinya, SBMI Indramayu pun akan mendesak pihak perekrut untuk membayar asuransi yang seharusnya diterima ahli waris tersebut.

SBMI Indramayu juga menegaskan agar para Calon PMI bisa selektif dalam menerima tawaran bekerja di luar negeri, jangan sampai tergiur jika diberangkatkan secara unprosedural.

Sementara itu, Ketua Umum SBMI, Hariyanto menambahkan, terkait proses penempatan Masripah ke Turki, ia menduga adanya praktik tindak pidana perdagangan orang yang dilakukan oleh sponsor perekrutnya.

Hariyanto sangat menyayangkan peristiwa tersebut.

Di tengah pandemi, ternyata masih ada sponsor yang nekat memberangkatkan TKW secara unprosedural ke Turki.

“Mohon sampaikan kepada masyarakat luas pesan Pak Dubes di Turki bahwa negara Turki tidak menerima buruh migran sektor domestik. Jadi, kalau ada tawaran untuk menjadi PRT migran di Turki itu bohong,” ujar dia.

Baca juga: Jasad Masripah TKW Asal Indramayu Masih di Turki, Keluarga Masih Ngarep Bisa Dimakamkan di Indramayu

Dimakamkan di Turki, Keluarga Saksikan Lewat ZOOM

Jenazah Masripah (36), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu tepatnya warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, akhirnya dimakamkan di Turki.

TKW yang sebelumnya diklaim meninggal dunia akibat santet oleh pihak perekrut tersebut tepatnya dimakamkan di Mersin, Turki pada Kamis (29/7/2021) kemarin.

Saat proses pemakaman, keluarga hanya bisa menyaksikannya melalui zoom meeting dari gadget sang suami.

"Pemakaman juga disaksikan oleh keluarga, para tetangga, SBMI Indramayu, SBMI pusat, BP2MI, Disnaker Indramayu. Kalau keluarga zoom meeting di rumah melalui HP suaminya," ujar Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Jumat (30/7/2021).

Proses pemakaman Masripah (36), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu yang dimakamkan di Turki melalui zoom meeting, Kamis (29/7/2021).
Proses pemakaman Masripah (36), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu yang dimakamkan di Turki melalui zoom meeting, Kamis (29/7/2021). (Foto istimewa/SBMI Indramayu)

Juwarih menceritakan, sekilas pula tampak raut sedih yang menyelimuti keluarga ketika proses pemakaman tengah berlangsung.

Proses pemakaman itu juga dilakukan secara protokol kesehatan, mengingat penyebab pasti meninggalnya Masripah dipastikan karena Covid-19.

Di Turki sendiri, TKW yang bersangkutan diketahui baru bekerja selama 1 hari dan tiba-tiba kondisi kesehatannya drop hingga meninggal dunia pada 22 Juli 2021.

Di sisi lain, SBMI Indramayu juga mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara di Turki.

Selain mendesak pihak agency untuk melunasi biaya rumah sakit, KBRI Ankara Turki juga memfasilitasi proses pemakaman secara live agar bisa disaksikan langsung oleh pihak keluarga.

Baca juga: Sehari Bekerja di Turki, TKW Asal Indramayu Ini Mendadak Tewas, SBMI Ungkap Kronologi Lengkapnya

"Karena ini mungkin baru pertama kali ada kedutaan besar yang mau rela memfasilitasi proses pemakaman secara live melalui zoom, SBMI belum tahu ada KBRI lain yang melakukan hal seperti ini," ujar dia.

Masih disampaikan Juwarih, padahal jarak dari kota Ankara menuju Mersin, tempat pemakaman Masripah terhitung cukup jauh.

Hanya saja, pihak KBRI tetap mengirimkan perwakilannya untuk datang secara langsung.

Ia juga berharap, apa yang dilakukan KBRI Ankara Turki bisa pula dicontoh oleh kedutaan besar di negara lainnya.

"Harapan SBMI juga hal ini bisa menjadi contoh bagi KBRI lain, karena KBRI itu perwakilan Indonesia di luar negeri dan ini yang seharusnya dilakukan," ujar dia.

Baca juga: Jasad Masripah TKW Asal Indramayu Masih di Turki, Keluarga Masih Ngarep Bisa Dimakamkan di Indramayu

Kronologi Tewasnya Masripah

Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Kabupaten Indramayu, Masripah (36) meninggal dunia di Istanbul, Turki.

Padahal di Turki, warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu itu baru bekerja selama 1 hari.

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu pun menceritakan kronologi meninggalnya Masripah.

Ia juga membantah kabar Masripah meninggal dunia karena Santet seperti yang disampaikan pihak sponsor saat mengabarkan berita duka kepada keluarga.

Masripah dipastikan meninggal dunia karena Covid-19 setelah dikeluarkannya bukti keterangan dari rumah sakit.

Baca juga: BREAKING NEWS TKW Indramayu Mendadak Tewas di Turki, Pihak Sponsor Menyebut karena Disantet

Kepastian tersebut, SBMI dapat setelah mengkonfirmasi perihal meninggalnya Masripah kepada pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki.

"Tidak (Santet), itu cuma alasan dari sponsor saja, penyebab pastinya karena Covid-19," ujar Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Minggu (25/7/2021).

Juwarih menceritakan, kejadian itu berawal saat Masripah diberangkatkan ke Turki pada 10 Juli 2021.

Ia diduga diberangkatkan secara ilegal, mengingat Masripah diberangkatkan ke negara timur tengah yang bukan menjadi negara penempatan secara resmi.

Terlebih, ia bisa dikirim ke Turki saat Indonesia tengah memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Itulah hebatnya perekrut di saat kaya gini, berani memberangkatkan, Ini jelas unprosedural, ke timur tengah juga kan ditutup," ujar dia.

Masih diceritakan Juwarih, keluarga pun sempat kaget menerima kabar Masripah meninggal dunia, mengingat baru 1 hari ia bekerja di sana.

Baca juga: Dihayati, TKW Indramayu Sakit Parah Saat Kerja di Taiwan, Kini Dikarantina di Wisma Atlet

Dari Indonesia, TKW yang bersangkutan, menurut pihak keluarga dalam kondisi sehat.

Dalam hal ini, keluarga juga meminta bantuan kepada SBMI Indramayu agar jenazah Masripah bisa dipulangkan ke tanah air.

Keluarga juga menuntut agar pihak sponsor bisa bertanggungjawab atas kejadian tersebut.

"Suaminya dia mengadu awalnya dia gak tahu istrinya itu kena Covid-19 dan tuntutan dari keluarga meminta agar jenazahnya dipulangkan, kedua pihak perekrut atau sponsor ini harus bertanggungjawab," ujar dia.

Sponsor Sebut Diguna-guna

Kabar duka kembali datang dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu.

Baru bekerja selama 1 hari di rumah majikannya di Istanbul, Turki, TKW asal Indramayu itu dikabarkan mendadak meninggal dunia.

TKW tersebut diketahui bernama Masripah (36) warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.

Mendengar kabar tersebut, pihak keluarga pun langsung mengadu ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu.

Masripah (36) warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, TKW yang meninggal dunia di Turki.
Masripah (36) warga Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, TKW yang meninggal dunia di Turki. (Foto istimewa/SBMI Indramayu)

Terlebih, alasan perekrut saat menyampaikan kabar duka kepada keluarga, menyebut Masripah meninggal dunia karena santet atau guna-guna.

"Tidak (Santet), itu cuma alasan dari sponsor saja, penyebab pastinya karena Covid-19," ujar Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Minggu (25/7/2021).

Juwarih menceritakan, TKW yang bersangkutan awalnya diduga diberangkatkan secara ilegal pada 10 Juli 2021 kemarin.

Hanya saja, baru sehari bekerja di rumah majikan, kondisi kesehatan Masripah langsung drop dan dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: Suami di Ponorogo Bongkar Rumah Gara-gara Mendadak Diceraikan Istri yang Baru Pulang Jadi TKW

Walau sudah mendapat perawatan, nyawa dari TKW yang bersangkutan tetap tidak tertolong.

Masih disampaikan Juwarih, SBMI pun sudah mencoba mengkonfirmasi penyebab pasti Masripah bisa meninggal dunia kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki.

Menurut keterangan KBRI Turki, Masripah meninggal karena Covid-19.

"Saya konfirmasi ke pihak KBRI itu katanya di sana ada surat keterangan dari RS juga, dalam surat itu bahasanya penyakit menular kena Covid-19," ujar dia.

Baca juga: Kondisi Memilukan Dihayati, TKW Indramayu yang Sakit Kanker Sejak di Taiwan, Ungkap Permintaan Ini

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved